Rabu, 29 Mei 2024

Suara Surabaya Persembahkan Jazz Traffic Festival 2017 “Souls of Freedom” di 18-19 Agustus

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Dwiki Dharmawan ketika tampil di JTF 2016. Foto : dok JTF

Jazz Traffic Festival (JTF) 2017 kembali hadir. Mengusung tagline “Souls of Freedom”, JTF 2017 ingin menarik benang merah tapak sejarah seperti opini pianis dan komposer jazz Dave Brubeck: “Jazz Stands for Freedom”.

Errol Jonathans, Direktur Utama Suara Surabaya Media, mengungkapkan, sejatinya jazz adalah ekpresi tentang kebebasan atau kemerdekaan jiwa. Untuk itulah JTF 2017 yang digelar Suara Surabaya kali ini akan memperjelas orientasinya sebagai festival yang memuliakan semua jenis musik.

Meski mengusung label jazz, JTF 2017 tetap konsisten memerdekakan dirinya dengan menyediakan panggung bagi genre musik pop, rock, world music, etnik, Electronic Dance Music (EDM) hingga musik yang sekadar beraroma jazz, dan ekstrak jazz murni.

“Tentu saja porsi musik jazz tetap lebih kental di JTF 2017. Inilah keistimewaan JTF yang memerdekakan selera khalayak yang leluasa memilih artis favoritnya,” kata Errol Jonathans.

Perhelatan Jazz Traffic Festival 2017 pada 18-19 Agustus di Grand City Surabaya, atau sehari pasca peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, juga menjadi spirit tersendiri bagi kebhinekaan Indonesia dalam kemerdekaan hidup setiap warganya.

“Maka nikmatilah kemerdekaan ini dengan penuh syukur. Syukurilah juga kemerdekaan Jazz di JTF 2017 sebagai anugerah kehidupan. Persis seperti ujaran jazzer, trompetis dan vokalis bersuara serak Louis Arsmtrong: What we play is life,” ujarnya.

Spirit kemerdekaan inilah yang akan ditangkap dalam dua hariJTF 2017 bersama lebih dari dari 200 musisi. Mereka yang akan tampil di antaranya adalah Indra Lesmana Keytar Trio, dan JOC yang akan mewakili jazz mainstream; kemudian Yura Yunita pada genre fusion jazz (Genre campuran) serta Virgoun dan Sheila on 7 pada genre non jazz.

Jazz yang lebih futuristik juga akan ditampilkan di JTF 2017 ini dengan datangnya Budjana Zentuary. Selain itu, lebih dari 200 musisi yang tergabung dalam 40 perform juga akan memeriahkan JTF 2017 kali ini.

“Juga banyak penampilan generasi baru dalam dunia jazz yang pendekatannya tidak lagi semata-mata mengandalkan jazz mainstream tapi juga kreasi mereka yang disesuaikan dengan generasi kekinian,” kata Errol.

Errol Jonathans mengakui, festival jazz di belahan dunia manapun termasuk JTF 2017, memang tidak pernah ada yang murni mengusung jazz mainstream. Selalu saja harus memadukannya dengan genre non jazz karena festival sejatinya adalah ruang untuk menunjukkan bahwa musik adalah bahasa universal.

Sekadar diketahui, JTF 2017 tidak bisa dilepaskan dengan program Jazz Traffic di Radio Suara Surabaya yang telah mengudara sejak tahun 1983 dimana sejak saat itu Jazz Traffic tidak hanya memutar musik-musik jazz di radio, melainkan juga memberikan apresiasi dan edukasi terhadap musisi jazz.

Hasilnya, saat ini mulai tumbuh musisi-musisi lokal yang berkiprah di dunia jazz. Festival-festival jazz saat ini juga tumbuh subur di berbagai daerah. Di JTF inilah, mereka diwadahi dan diberikan panggung untuk mengapresiasi kemampuan bermusik.

Sementara itu, jika di JTF sebelumnya hanya ada tiga panggung utama di tiga venue berbeda. Pada JTF 2017 kali ini, jumlah panggung utama akan ditambah menjadi empat yaitu satu panggung di Convention Hall lantai tiga (indoor), satu panggung di Exhibition Hall lantai dasar (indoor) dan dua di area parkir (outdoor).

Dengan empat panggung, JTF 2017 akan menyajikan hari penuh musik. “Sejak pukul 16.00 WIB di hari Jumat dan pukul 14.00 WIB di hari Sabtu, pengunjung akan nonstop mendapatkan alunan jazz, tidak ada jeda,” kata Rudy Hartono, Sekretaris Eksekutif JTF 2017.

Pada hari pertama, Jumat 18 Agustus 2017, panggung JTF 2017 bakal dimeriahkan penampilan Sheila on 7, Teza Sumendra, Drummer 3G, Indra Lesmana Keytar Trio, Efek Rumah Kaca, Endah and Rhesa, Elfas Singers, Yura yunita, Mocca serta beberapa artis lainnya.

Kemudian di hari kedua, Sabtu 19 Agustus 2017 musisi yang bakal tampil antara lain Virgoun, Dwiki Darmawan Pasar Klewer feat Sruti, 2D (Deddy Dukun dan Dian Permana), Budjana Zentuary, Anji, Sheila and The Upmost, Stars and Rabbit, Barasuara, Lala Karmela, JOC, Sammy Simorangkir, Beben Jazz, Float dan artis lainnya.

Tiket Jazz Traffic Festioval 2017 bisa diperoleh di Kantor Radio Suara Surabaya Jalan Wonokitri Besar 40 C, Surabaya, telepon 031-5683040, dan Kantor M Radio Jalan Ngagel Madya 15-15A Surabaya.

Tentang Jazz Traffic

Jazz Traffic adalah sebuah program siaran di Radio Suara Surabaya yang mengudara sejak tahun 1983. Adalah Bubi Chen sang virtuoso musik jazz internasional dari Surabaya pernah ikut mengasuh siaran Jazz Traffic sejak tahun 1985 sampai wafat pada tahun 2012. Om Bubi, sapaan Bubi Chen, diberi slot siaran program Jazz Traffic “Bubi Chen Show” seminggu sekali.

Siaran Jazz Traffic kini tidak hanya memperdengarkan komposisi-komposisi jazz, tapi juga mengapresiasi musisi dan mengenalkan sub genre Jazz Tradisional hingga Free Jazz dan Acid Jazz. Selama 34 tahun mengudara, Jazz Traffic telah membentuk komunitas-komunitas jazz yang solid, tidak hanya di Kota Surabaya, tapi juga kota-kota lain di Indonesia. (fik)

Berita Terkait

Suara Surabaya Persembahkan Jazz Traffic Festival 2017 “Souls of Freedom” di 18-19 Agustus

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Dwiki Dharmawan ketika tampil di JTF 2016. Foto : dok JTF

Jazz Traffic Festival (JTF) 2017 kembali hadir. Mengusung tagline “Souls of Freedom”, JTF 2017 ingin menarik benang merah tapak sejarah seperti opini pianis dan komposer jazz Dave Brubeck: “Jazz Stands for Freedom”.

Errol Jonathans, Direktur Utama Suara Surabaya Media, mengungkapkan, sejatinya jazz adalah ekpresi tentang kebebasan atau kemerdekaan jiwa. Untuk itulah JTF 2017 yang digelar Suara Surabaya kali ini akan memperjelas orientasinya sebagai festival yang memuliakan semua jenis musik.

Meski mengusung label jazz, JTF 2017 tetap konsisten memerdekakan dirinya dengan menyediakan panggung bagi genre musik pop, rock, world music, etnik, Electronic Dance Music (EDM) hingga musik yang sekadar beraroma jazz, dan ekstrak jazz murni.

“Tentu saja porsi musik jazz tetap lebih kental di JTF 2017. Inilah keistimewaan JTF yang memerdekakan selera khalayak yang leluasa memilih artis favoritnya,” kata Errol Jonathans.

Perhelatan Jazz Traffic Festival 2017 pada 18-19 Agustus di Grand City Surabaya, atau sehari pasca peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, juga menjadi spirit tersendiri bagi kebhinekaan Indonesia dalam kemerdekaan hidup setiap warganya.

“Maka nikmatilah kemerdekaan ini dengan penuh syukur. Syukurilah juga kemerdekaan Jazz di JTF 2017 sebagai anugerah kehidupan. Persis seperti ujaran jazzer, trompetis dan vokalis bersuara serak Louis Arsmtrong: What we play is life,” ujarnya.

Spirit kemerdekaan inilah yang akan ditangkap dalam dua hariJTF 2017 bersama lebih dari dari 200 musisi. Mereka yang akan tampil di antaranya adalah Indra Lesmana Keytar Trio, dan JOC yang akan mewakili jazz mainstream; kemudian Yura Yunita pada genre fusion jazz (Genre campuran) serta Virgoun dan Sheila on 7 pada genre non jazz.

Jazz yang lebih futuristik juga akan ditampilkan di JTF 2017 ini dengan datangnya Budjana Zentuary. Selain itu, lebih dari 200 musisi yang tergabung dalam 40 perform juga akan memeriahkan JTF 2017 kali ini.

“Juga banyak penampilan generasi baru dalam dunia jazz yang pendekatannya tidak lagi semata-mata mengandalkan jazz mainstream tapi juga kreasi mereka yang disesuaikan dengan generasi kekinian,” kata Errol.

Errol Jonathans mengakui, festival jazz di belahan dunia manapun termasuk JTF 2017, memang tidak pernah ada yang murni mengusung jazz mainstream. Selalu saja harus memadukannya dengan genre non jazz karena festival sejatinya adalah ruang untuk menunjukkan bahwa musik adalah bahasa universal.

Sekadar diketahui, JTF 2017 tidak bisa dilepaskan dengan program Jazz Traffic di Radio Suara Surabaya yang telah mengudara sejak tahun 1983 dimana sejak saat itu Jazz Traffic tidak hanya memutar musik-musik jazz di radio, melainkan juga memberikan apresiasi dan edukasi terhadap musisi jazz.

Hasilnya, saat ini mulai tumbuh musisi-musisi lokal yang berkiprah di dunia jazz. Festival-festival jazz saat ini juga tumbuh subur di berbagai daerah. Di JTF inilah, mereka diwadahi dan diberikan panggung untuk mengapresiasi kemampuan bermusik.

Sementara itu, jika di JTF sebelumnya hanya ada tiga panggung utama di tiga venue berbeda. Pada JTF 2017 kali ini, jumlah panggung utama akan ditambah menjadi empat yaitu satu panggung di Convention Hall lantai tiga (indoor), satu panggung di Exhibition Hall lantai dasar (indoor) dan dua di area parkir (outdoor).

Dengan empat panggung, JTF 2017 akan menyajikan hari penuh musik. “Sejak pukul 16.00 WIB di hari Jumat dan pukul 14.00 WIB di hari Sabtu, pengunjung akan nonstop mendapatkan alunan jazz, tidak ada jeda,” kata Rudy Hartono, Sekretaris Eksekutif JTF 2017.

Pada hari pertama, Jumat 18 Agustus 2017, panggung JTF 2017 bakal dimeriahkan penampilan Sheila on 7, Teza Sumendra, Drummer 3G, Indra Lesmana Keytar Trio, Efek Rumah Kaca, Endah and Rhesa, Elfas Singers, Yura yunita, Mocca serta beberapa artis lainnya.

Kemudian di hari kedua, Sabtu 19 Agustus 2017 musisi yang bakal tampil antara lain Virgoun, Dwiki Darmawan Pasar Klewer feat Sruti, 2D (Deddy Dukun dan Dian Permana), Budjana Zentuary, Anji, Sheila and The Upmost, Stars and Rabbit, Barasuara, Lala Karmela, JOC, Sammy Simorangkir, Beben Jazz, Float dan artis lainnya.

Tiket Jazz Traffic Festioval 2017 bisa diperoleh di Kantor Radio Suara Surabaya Jalan Wonokitri Besar 40 C, Surabaya, telepon 031-5683040, dan Kantor M Radio Jalan Ngagel Madya 15-15A Surabaya.

Tentang Jazz Traffic

Jazz Traffic adalah sebuah program siaran di Radio Suara Surabaya yang mengudara sejak tahun 1983. Adalah Bubi Chen sang virtuoso musik jazz internasional dari Surabaya pernah ikut mengasuh siaran Jazz Traffic sejak tahun 1985 sampai wafat pada tahun 2012. Om Bubi, sapaan Bubi Chen, diberi slot siaran program Jazz Traffic “Bubi Chen Show” seminggu sekali.

Siaran Jazz Traffic kini tidak hanya memperdengarkan komposisi-komposisi jazz, tapi juga mengapresiasi musisi dan mengenalkan sub genre Jazz Tradisional hingga Free Jazz dan Acid Jazz. Selama 34 tahun mengudara, Jazz Traffic telah membentuk komunitas-komunitas jazz yang solid, tidak hanya di Kota Surabaya, tapi juga kota-kota lain di Indonesia. (fik)

Berita Terkait

..
Surabaya
Rabu, 29 Mei 2024
32o
Kurs