Sabtu, 20 April 2024

ITS Tuntaskan Pembangunan 914 Huntara di Lombok

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Joni Hermana Rektor ITS Surabaya (bertopi dan berkacamata) saat berada di Lombok. Foto: Humas ITS Surabaya

Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD., Rektor ITS bersama pimpinan ITS dan tim PSKBPI kunjungi desa Rempek Darussalam, Kecamatan Gangga, Lombok utara, tempat posko bantuan bencana alam ITS didirikan, Kamis (4/10/2018).

Sebelum menuju posko, Rektor ITS beserta rombongan disambut di kediaman Dr H Najmul Akhyar SH MH., Bupati Lombok utara menyampaikan progres bantuan ITS yang berkomitmen membangun 914 Hunian Sementara (Huntara) di desa Rempek Darussalam ini.

Bupati Lombok utara mengatakan, program Huntara ITS ini sangat membantu dan bermanfaat sekali bagi warganya. Pasalnya, Najmul juga telah mencanangkan program Kembali ke Rumah untuk warganya.

Sehingga diharapkan tidak ada lagi warga yang menempati tenda-tenda pengungsian. Karena hal itu dapat menurunkan psikologis korban gempa jika tidak secepatnya kembali ke rumah dan lingkungan mereka.

“Adanya peran perguruan tinggi dalam bantuan di Lombok ini sangat membantu, karena bantuan bisa terlaksana secara langsung,” terang Najmul.

Sementara itu, Prof Joni Hermana menegaskan bahwa ITS tidak akan meninggalkan Lombok dan langsung beralih ke Palu. ITS tetap berkomitmen untuk membantu keduanya, dengan tetap melaksanakan tanggungjawabnya untuk membantu proses pemulihan kondisi kesejahteraan masyarakat dan infrastruktur di Lombok utara pascabencana.

“Saya sangat terkesan dengan apa yang sudah dilakukan tim ITS dalam jangka waktu yang singkat, berhasil memotivasi dan memfasilitasi masyarakat setempat agar mereka kembali pulih dan membangun wilayahnya secara mandiri,” kata Joni.

Menurut Joni, hal itu merupakan sebuah pembelajaran yang baik bagi segenap sivitas akademika ITS bahwa sebagai perguran tinggi, ITS mampu melakukan upaya untuk memberdayakan masyarakat dan memulihkan kembali kondisi mereka tanpa harus bergantung pada bantuan dari pemerintah yang dirasa sulit.

Ditambahkan Lalu Muhammad Jaelani ST MSc PhD, Kepala PSKBPI ITS mengatakan, ITS ikut perihatin dengan apa yang terjadi di Sulawesi tengah dan ITS sudah menyiapkan untuk bantuan di sana.

Namun, ITS juga tak ingin begitu saja mengesampingkan kondisi yang ada di Lombok saat ini, yang memang masih butuh perhatian penuh.

Dirinya membandingkan dengan keadaan gempa yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 silam. Saat itu gempa dengan 5,9 skala richter dengan perhatian penuh pemerintah, proses rehabilitasinya memakan waktu hingga tiga tahun.

Maka, kondisi Lombok dengan kekuatan gempa yang lebih tinggi dan perhatian pemerintah belum sepenuhnya menangani tentu akan memakan waktu lebih lama untuk proses pemulihan kondisi seperti semula.

“Didesa Rempek Darussalam dampingan ITS ini saja total ada 3.300 orang yang kehilangan rumah, belum di daerah lain. Tentu saja Lombok masih sangat membutuhkan perhatian kita,” kata Jaelani.

Pria yang juga asli Lombok ini menjelaskan, saat ini di desa Rempek Darussalam dampingan ITS sudah bisa menikmati air bersih walau masih belum maksimal.

Ada beberapa rumah yang sudah bisa mengambil air bersih dari sumbernya dengan pipa-pipa yang dibangun secara swadaya ITS bersama masyarakat, dan ada juga rumah yang masih mengandalkan tandon air untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Sementara, untuk listrik sudah dapat dinikmati kembali oleh masyarakat sana.

Jaelani juga menekankan, masyarakat Lombok saat ini lebih butuh perhatian pada pembangunan infrastruktur.

“Kalau logistik mereka sudah bisa menghidupi dirinya sendiri, yang lebih perlu dibantu adalah hunian dan air bersih, fasilitas umum, sekolah, masjid, serta puskesmas,” tegas Jaelani.

Karena itu, Jaelani mengajak masyarakat untuk tetap mencurahkan perhatiannya juga kepada masyarakat Lombok. Dengan tetap pula membantu untuk korban bencana alam yang terjadi di Palu dan Donggala.

Jaelani juga mengimbau, untuk semua stakeholder baik perusahaan swasta, BUMN, atau masyarakat yang ingin membantu, agar memberi perhatian 70 persen untuk Palu dan 30 persen untuk Lombok itu sudah cukup.

“Jangan langsung tinggalkan Lombok dan alihkan semua ke Palu, karena saudara kita di Lombok masih butuh kita,” tambah Jaelani.

Jaelani juga menambahkan, kini dari total 100 Huntara ITS 1.0, yang sudah dihuni oleh warga berjumlah 23 rumah, sisanya masih dalam proses pembangunan dan sudah jadi semua rangkanya.

“Kami terus akan menyelesaikan pembangunan 914 Huntara ini, dan mereka yang sudah membantu dana untuk membangun Huntara bisa melihat rumah hasil sumbangan mereka di website sites.its.ac.id/rempekd,” papar Jaelani.

Pria yang kerap disapa Lalu ini juga menambahkan, kesuksesan ITS mendampingi Desa Rempek Darussalam ini juga tak lepas dari bantuan para relawan ITS yang berasal dari Lombok asli dan para mahasiswa ITS yang menjadi relawan sejak awal musibah terjadi.

Hingga saat ini, sudah ada lima kloter mahasiswa bergantian diberangkatkan ke Lombok, tugas mereka selain mendata kebutuhan masyarakat di sana, juga memberikan terapi trauma healing kepada anak-anak di sana.(tok/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
30o
Kurs