Sabtu, 27 April 2024

Ajak Lestarikan Wayang Potehi, Ciptakan Totehi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Shindy menunjukkan karyanya, yang diharapkan mengajak generasi muda mengenali Wayang Potehi dan melestarikannya. Foto: Istimewa

Terinspirasi karakter Wayang Potehi Dewa Kwan Kong (Guan Yu), Shindy Arista, Alumni Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya) ajak anak muda jujur, setia, dan ciptakan kedamaian lewat Totehi.

Totehi adalah kepanjangan dari Totebag Potehi yang merupakan kreasi tas berbahan dasar kain jeans navy yang dikreasikan dengan teknik lukisan.

Berbeda dengan totebag pada umumnya, karya Shindy Arista, penuh muatan sejarah budaya dan pesan yang ditujukan untuk masyarakat. Pesan yang disampaikan dilukis menggunakan stilasi dan deformasi dari karakter Dewa Kwan Kong (Guan Yu) dalam Wayang Potehi.

Wayang Potehi merupakan satu diantara jenis wayang khas Tionghoa yang dibawa oleh perantau etnis Tionghoa ke Nusantara yang kini menjadi salah satu jenis kesenian tradisional di Indonesia yang dilestarikan.

Pemilihan karakter Dewa Kwan Kong (Guan Yu) sebagai seorang panglima perang yang dipuja karena kejujuran dan kesetiaannya menginspirasi Shindy untuk membuat karya Totehi. Dewa Kwan Kong (Guan Yu) merupakan lambang kesatria sejati yang patut dicontoh untuk penerus generasi bangsa yang akan menjadi pemimpin Indonesia agar selalu menepati janji dan berlaku setia pada sumpahnya.

“Karya ini ingin menyampaikan pesan kepada generasi muda Indonesia agar tidak mudah terbawa emosi dan tidak ikut-ikutan anarkis yang mampu memecah persatuan Indonesia. Teladan Dewa Kwan Kong yang jujur dan setia dengan janjinya sebagai kesatria sekaligus pelindung rakyat,” terang Shindy.

Karya Shindy ini berawal dari tugas mata kuliah Ragam Hias dengan mengunjungi Museum Gubug Wayang di Mojokerto. Shindy bersama mahasiswa lain memilih tema wayang tertentu. Pemilihan karakter wayang tidak ditentukan oleh dosen. Mahasiswa memilih karakter wayang dan membuat inovasi produk berdasarkan kreativitas kelompok.

Proses pembuatan karya Shindy memakan waktu kurang lebih satu minggu dengan pewarnaan menggunakan cat akrilik pada sketsa gambar sebanyak empat hingga lima kali pengulangan cat karakter Dewa Kwan Kong. Terdapat empat motif wajah karakter Dewa Kwan Kong yang dikreasikan dengan warna merah muda, biru, dan tosca.

Warna yang dipilih merupakan warna favorit anak muda dengan rentang usia 18-25 tahun yang menjadi target pasar Totehi. Totehi dengan motif seperti burung merupakan deformasi yang menonjolkan sifat Dewa Kwan Kong yang setia, jujur, dan teladan.

Sifat-sifat tersebut disimbolkan dengan burung Merpati. Sedangkan tiga Totehi yang lain menggunakan stilasi dengan menyederhanakan bentuk tanpa meninggalkan unsur penting Dewa Kwan Kong seperti adanya bentuk alis dan topi.

Ukuran tasnya adalah 32x40x5 cm yang tergolong cukup besar yang berfungsi sebagai tas kuliah, tas belanjaan, dan tas laptop yang terlihat chic dan stylish dengan bahan dasar jeans.

Sementara itu ditambahkan Wyna Herdiana S.T., M.Ds., Kepala Program Studi Desain Produk Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya), sekaligus pengajar mata kuliah Ragam Hias, bahwa berkunjung ke museum atau tempat-tempat budaya bisa menimbulkan aspirasi ayau ide-ide segar untuk dituangkan dalam karya.

“Para mahasiswa kami ajak ke museum, seperti museum Gubug Wayang. Atau mengunjungi candi-candi serta peninggalan sejarah lainnya disekitar Surabaya, seperti Malang, atau Mojokerto. Mereka akan menganalisa, dan mencari literatur dalam rangka memperkuat ide dan penuangannya dalam karya-karya sepertti yang dilakukan Shindy Arsita pada karyanya ini,” pungkas Wyna Herdiana.

Shindy Arsita sebagai kreator Totehi justru berharap melalui karyanya ini banyak anak muda atau generasi muda milenial saat ini yang mau melihat dan belajar tentang buidaya tradisional seperti Wayang Potehi.

“Semoga generasimuda mau melihat dan belajar dari Totehi ini untuk selanjutnya mereka mempelajari Wayang Potehi sekaligus juga mau menjaga dan melestarikan budaya leluhur tersebut,” tutup Shindy, Senin (10/6/2019).(tok/iss

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs