Kamis, 16 Mei 2024

BPBD Maksimalkan Sosialisasi Destana untuk Antisipasi Dampak Tsunami di Jatim

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ribuan Warga Pesisir Bandar Lampung panik akibat gempa berpusat di wilayah barat daya Sumur Banten, mengungsi mencari dataran tinggi diantaranya Kantor Gubernur Lampung, Lampung, Jumat (2/8/2019). Foto: Antara

Badan Penanggulangan Bencana Provinsi (BPBD) Jatim mencatat, ada 158 desa di sepanjang garis pantai selatan Jawa Timur yang berpotensi tinggi terdampak tsunami.

Salah satu langkah antisipasi yang telah BPBD lakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) adalah sosialiasi desa tanggap bencana (Destana) di Jawa Timur.

Suban Wahyudiono Kepala BPBD Jatim mengatakan, pada 12-23 Juli lalu, Tim Ekspedisi Destana telah mendatangi desa-desa itu mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana.

“Jadi, potensi bencana ini perlu untuk disosialiasikan. Prediksi itu yang tidak bisa disampaikan sembarangan,” katanya kepada suarasurabaya.net, Senin (5/8/2019).

Masyarakat di desa yang telah ditetapkan menjadi Destana mendapat edukasi tentang mitigasi bencana. Mereka harus melakukan apa saat bencana tsunami itu terjadi, misalnya.

“Kalau sudah tahu ancamannya, ketika ada tanda-tanda gempa, misalnya mereka harus lari menyelamat diri di ketinggian tertentu dalam waktu tertentu,” katanya.

Rumusnya adalah 30-3-30. Ketika terjadi gempa yang dirasakan selama 30 detik, mereka punya waktu selama tiga menit untuk mengevakuasi diri dan keluarganya ke tempat yang tingginya 30 meter di atas permukaan laut.

“Hal-hal sederhana ini yang kami edukasikan. Lalu, seperti kalau lautnya sudah surut jangan cari ikan. Dilihat dari kasusnya, karena masing-masing penanganan di desa berbeda-beda,” ujarnya.

BPBD Jatim dan BNPB terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini bencana.

“Tsunami dan gempa bumi ini wewenang penuh BMKG. Kalau ada kabar dari BMKG, kami menyebarkan ke masyarakat baik dengan mengaktifkan sirine maupun SMS splash,” katanya.

SMS Splash adalah salah satu alat EWS yang sudah dikerjasamakan Pemprov Jatim dengan Telkomsel. BPBD sudah menggunakan alat ini untuk menginformasikan bencana banjir dan kekeringan di Jatim.

“Kalau untuk tsunami, saya kira yang menjadi fokus dan kami anggap lebih efektif adalah pemahaman kepada masyarakat tentang Destana, bagaimana mereka harus tanggap terhadap potensi bencana,” katanya.

Sementara itu, data BNPB menunjukkan, 158 desa dengan potensi tinggi terdampak tsunami itu hanya sebagian kecil dari 5.744 desa yang rawan tsunami di Indonesia, yang mana 584 desa di antaranya berada di Pulau Jawa bagian selatan.(den/tin/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 16 Mei 2024
32o
Kurs