Jumat, 29 Maret 2024

Bisnis “Keroyokan”, Upaya UMKM Kuliner Masuk ke Mal

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Puluhan UMKM kuliner menggelar launching "Kampung Kuliner" di foodcourt lantai 3 ITC Mall, Surabayam, Minggu (10/11/2019). Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Tak mudah bagi pedagang kuliner kelas kecil untuk menyewa stand di mal. Selain harga sewa yang mahal, berbagai macam aturan terkadang membuat para pedagang ini mengurungkan niatnya. Namun, tepat di Hari Pahlawan, Minggu (10/11/2019), puluhan UMKM kuliner menggelar launching “Kampung Kuliner” di foodcourt lantai 3 ITC Mall, Surabaya.

Dibawah naungan komunitas bisnis “Action Culinary”, para pedagang ini menggunakan konsep yang mereka namakan bisnis “Keroyokan”. Lutfia Erdiana Founder Action Culinary mengatakan, konsep ini memungkinkan satu stand di mal diisi oleh dua, tiga, hingga lima brand berbeda.

Melalui lobi dengan pihak manajemen ITC, mereka juga dibebaskan dari biaya sewa. Para pedagang ini hanya perlu membayar uang operasional saja.

“Berawal dari pertemanan dari komunitas UKM, ada yang berjualan kaki lima di pinggir jalan, ada yang sudah masuk komunitas action culinary, kita sepakat ngobrol gimana bisa meng-scale-up untuk bisa masuk mal. Kita coba datangi manajemen ITC. Ngobrol-ngobrol. Disini ada area yang bia dipakai untuk diisi,” ujar Erdiana pada Minggu (10/11/2019).


Para pengunjung memadati launching “Kampung Kuliner” di foodcourt lantai 3 ITC Mall. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

“Kita negosiasi agar tidak berbayar mahal. Kita tau di mal mahal ya. Kita negosiasi. Mereka fasilitasi kita. Berbayar minimum sekali. Memberi kemudahan kita, satu stand bisa diisi beberapa pedagang. Asal penampilan kita layak masuk mal. Kita berembuk gimana caranya kita layak,” lanjutnya.

Ia berharap, selain ITC, mal-mal lain di Surabaya juga memulai langkah serupa. Katanya ini adalah dukungan yang sangat dibutuhkan UMKM agar bisa bersaing dengan bisnis kuliner raksasa.

“Ini diharapkan UKM itu diberi kesempatan. Dinas dan pemerintahan semoga melihat ini sebagai upaya swadaya teman-teman ukm dalam melihat perdagangan yang buat mereka sedikit kesulitan, ada wadah yang harus menampung untu menaikkan produk, kemampuannya,” jelasnya.

Ia mengatakan, selain menggunakan model bisnis “keroyokan” agar bisa masuk mall, mereka juga rutin mengadakan kelas-kelas pelatihan bisnis untuk menaikkan level usaha mereka. Saat ini, sudah ada 60-an brand dengan 30 stand dibuka di Kampung Kuliner ITC. Dari angka ini, 50 persennya adalah bekas PKL yang dulunya berdagang di pinggir jalan.(bas/tin/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
30o
Kurs