Sabtu, 11 Mei 2024

Ini Tantangan Brazil Saat Pindah Ibu Kota Negara

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Duta Besar Brazil untuk Indonesia Rubem Barbosa. Foto: Antara

Rubem Barbosa Duta Besar Brazil untuk Indonesia menceritakan bagaimana tantangan yang dihadapi pemerintah Brazil ketika pindah Ibu Kota, dari Kota Rio de Janeiro ke Kota Brasilia. Butuh waktu lima tahun hanya untuk pembangunan infrastruktur dasar.

“Amat sulit membangun wilayah sedemikian besar dengan cuma-cuma. Anda tidak akan tahu apa yang menjadi keinginan Anda, tapi biasanya berakhir lebih dari yang seharusnya. Kami membutuhkan waktu lima tahun membangun infrastruktur dasar,” kata Rubem dalam Diskusi “Pindah Ibu Kota Negara: Belajar dari Pengalaman Negara Sahabat” di Gedung Beppenas, Jakarta, dikutip Antara, Rabu (10/7/2019).

Menurutnya, tantangan yang dihadapi pemerintah Brazil selama lima tahun pertama menyiapkan ibu kota baru, Brasilia, adalah memulai pembangunan dari nol. Tantangan lainnya, kota itu harus sudah tidak berpenghuni saat pembangunan infrastruktur dasar berlangsung.

Maka, kata dia, pemerintah Brazil harus memindahkan penduduk selain membangun infrastruktur awal. Penduduk awal di sana adalah para pegawai pemerintahan dan pekerja yang turut membangun Kota Brasilia.

“Pembangunan ibu kota Brasilia dimulai dari tahun 1956 sampai tahun 1961 di era pemerintahan Presiden Juscelino Kubitschek,” katanya.

Tantangan lain yang harus dihadapi pemerintah adalah biaya pembangunan yang terus membengkak sehingga menimbulkan inflasi, memicu kenaikan harga-harga. Meski begitu, membangun kota baru tetap merupakan peluang bagi banyak orang untuk mencari solusi kehidupan yang lebih baik.

Rubem menjelaskan, ide utama membangun Brasilia sebagai ibu kota negara baru didasari atas perkembangan Rio de Janeiro yang terlalu cepat. Kota itu pada akhirnya tidak bisa mengakomodasi keperluan pemerintahan lagi.

Selain itu, menjadi kewajiban pemerintah untuk pemerataan populasi, kaitannya untuk memaksimalkan wilayah yang dimiliki negara.

“Berbeda dengan Indonesia, waktu itu kami harus membangun Brasilia dari nol, sekitar 1.200 km dari Rio, di mana tidak ada apa-apa di sana pada waktu itu, tidak ada jalan, tidak ada rel kereta, benar-benar operasi besar-besaran yang membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun. Awalnya untuk mengakomodasi 1 juta penduduk, tapi sekarang sudah 3,3 juta penduduk,” kata dia.

Saat ini, Brasilia menjadi kota terbesar keempat di Brazil setelah Rio de Janeiro, Sao Paolo, dan Salvador, serta memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Brazil. Daerah sekitar atau wilayah satelit pun turut berkembang. Kota Brasilia juga telah berkembang menjadi daerah pariwisata dan industri.(ant/den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 11 Mei 2024
28o
Kurs