Kamis, 2 Mei 2024

Sesar Grindulu Masih Aktif, Warga Pacitan Diminta Waspada

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Gempa bumi magnitudo 3,1 SR pada Kamis (7/11/2019) malam yang terjadi di Pacitan. Foto: Twitter/@infoBMKG

Wilayah Kabupaten Pacitan dan sekitarnya diguncang gempa bumi magnitudo 3,1 SR pada Kamis (7/11/2019) malam membuktikan bahwa Sesar Grindulu masih aktif.

“Melihat lokasi episenternya diduga kuat bahwa pembangkit gempa ini adalah Sesar Grindulu. Sesar ini terbentuk pada zaman kwarter yang berorientasi timur laut-barat daya,” kata Daryono Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG di Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Mekanisme sumber gempa ini adalah sesar geser (strike slip) dengan arah timur laut-barat daya. Ini sesuai dengan karakteristik Sesar Grindulu yang memang merupakan sesar geser.

Dalam beberapa literatur hasil kajian, jalur Sesar Grindulu melintasi lima kecamatan, yakni Kecamatan Bandar, Nawangan, Unung, Arjosari, serta Donorojo.

Sesar mayor sendiri memiliki sesar-sesar minor yang tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Beberapa ahli menduga Sesar Grindulu yang membelah Kabupaten Pacitan ini strukturnya mencapai lereng Gunung Wilis di Kabupaten Ponorogo.

Hasil monitoring BMKG hingga Jumat (8/11/2019) pukul 08.00 WIB belum ada aktivitas gempa susulan. Selain itu belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut.

Meskipun gempa tidak terlalu berdampak, tetapi gempa dengan pusat di daratan Pacitan menjadi bukti penanda bahwa struktur Sesar Grindulu masih aktif sehingga patut untuk diwaspadai.

“Sayangnya, seluruh jalur sesar ini belum dipetakan secara rinci, sehingga dengan kejadian gempa tadi malam penting tampaknya menjadi momen untuk melakukan identifikasi Sesar Grindulu secara lebih komprehensif,” katanya.

Jika perlu ada kajian sejarah kegempaan purba (paleoseismologi) yang terekam dalam lapisan batuan yang berusia ribuan tahun sepanjang Sungai Grindulu yang dapat membantu memberikan petunjuk mengungkap periodisitas gempa kuat yang pernah terjadi dipicu struktur sesar ini pada masa lalu.

Kajian perlu dilakukan agar tidak terjadi lagi seperti Sesar Opak di Yogyakarta yang ternyata aktif kembali memicu peristiwa gempa besar pada 27 Mei 2006.

Wilayah Kabupaten Pacitan memang termasuk salah satu kawasan paling rawan gempa tektonik di Jawa Timur. Pacitan masuk kategori risiko tinggi karena berhadapan dengan zona Megathrust selatan Jawa dan juga terletak di jalur Sesar Grindulu.

Sehingga penting dilakukan kajian bahaya dan risiko gempa di wilayah tersebut, ujarnya.(ant/tin/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs