Kamis, 25 April 2024

Surabaya Mbois Jelajah Kampung Kapasan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Kuncarsono Prasetyo penggagas Gerakan Suroboyo Mbois saat di Klenteng Boen Bio, Kapasan, Surabaya, Minggu (31/3/2019). Foto: Istimewa

Kampung Kapasan sebagai Kampung pecinan terakhir di Surabaya dikunjungi para peserta “Plesiran Gerakan Suroboyo Mbois”, Minggu (31/3/2019) pagi. Pada rally 2 ini, Gerakan Suroboyo Mbois mengangkat tema “Kapasan Eksplorek”.

Setidaknya 200 orang peserta antusias mengikuti wisata antimainstream di Surabaya ini. Para peserta sebelumnya berkumpul di SMA Muhammadiyah 1 Surabaya sebelum melakukan plesiran sejarah di daerah Kapasan. Mereka berangkat pukul 08.00 WIB.

Para peserta ini berjalan kaki menyusuri jalan Kapasan masuk ke Klenteng Boen Bio, yang kabarnya adalah satu-satunya klenteng untuk Khonghuchu di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Setelah itu, peserta berjalan ke bekas markas Polisi Seksi 5 yang sekarang menjadi Mapolsek Simokerto.

“Ini adalah bangunan cagar budaya. Berdiri sejak 1920. Menjadi pos Belanda mengawasi warga Tionghoa Kapasan yang dikenal pemberani,” kata Kompol Masdawati Kapolsek Simokerto saat menjelaskan tentang Mapolsek Simokerto kepada ratusan peserta Gerakan Suroboyo Mbois.

Selain itu, peserta juga menengok Hotel Ganefo yang dulu merupakan istana milik saudagar Tionghoa terkaya di abad ke-18. Mereka lantas melanjutkan jelajah ke rumah besar milik Leim Seng Tee seorang “raja” rokok di masa lalu, yang berdiri sejak 1878 silam.

Para peserta juga mengunjungi kampung padat penduduk di kawasan Kampung Kapasan. Berjalan kaki di kampung padat penduduk di kawasan Kampung Kapasan ini sampai juga ke lapangan tengah kampungan Kapasan.

“Jaman Belanda, orang luar menyebut warga Kapasan sebagai Buaya Kapasan. Ini karena penduduk etnis Tionghoa disini dikenal pemberani dan anti-Belanda,” tegas Donny Jung tokoh di Kampung Kapasan yang memandu jalannya “Plesiran Gerakan Suroboyo Mbois” kali ini.

Donny menunjukkan saksi bisu perlawanan anti kolonial. Antara lain, bangunan gudang kayu berusia 200 tahun yang memiliki bunker di dalamnya. “Zaman perang 10 November ini adalah rumah sakit darurat korban perang,” ujar Jung.

Donny Jung saat menjelaskan sejarah bangunan gudang kayu di depan para peserta Kapasan Eksplorek. Foto: Istimewa

Peserta “Plesiran Gerakan Suroboyo Mbois” datang dari bermacam latar belakang. Ada mahasiswa sampai siswa SMA. Di antara peserta ada juga yang jauh-jauh dari kota Malang. Uniknya, di antara peserta itu juga ada warga kampung di Surabaya, yakni warga Kampung Kedung Klinter.

“Saya suka kegiatan seperti ini, biar warga-warga kampung saya semakin tahu kampung lain, sekaligus paham Surabaya punya banyak cerita yang membanggakan,” tegas Siswandi tokoh masyarakat di Kampung Kedung Klinter.

Tidak sedikit dari peserta yang mengikuti kegiatan ini bersama keluarganya. Salah satunya Johan, Dosen Universitas Ciputra yang mengikuti kegiatan ini bersama anak-anaknya. “Kalau ada kegiatan seperti ini lagi, mohon dikabari. Saya ingin mengajak rekan-rekan dosen Ciputra,” harap Johan.

Kuncarsono Prasetyo penggagas Gerakan Suroboyo Mbois mengatakan, kegiatan ini adalah rangkaian besar agenda gerakan kolaborasi kreatif yang sudah dimulai sejak dua pekan lalu di Kampung Peneleh.

Para peserta “Kapasan Eksplorek berfoto bersama. Foto: Istimewa

Menurut pria yang akrab disapa Kuncar ini, ada beberapa agenda yang sudah dirancang ke depan selain kegiatan jelajah Kampung dan tempat-tempat wisata. Di antaranya kompetisi fotografi on the spot yang akan diawali workshop fotografi dimentori para profesional. Tujuannya, supaya gerakan ini mampu mengajak sebanyak-banyaknya publik untuk berpartisipasi.

Dua kali digelar, kegiatan ini sama sekali tanpa dipungut biaya. Para peserta hanya diminta patungan untuk semua pengeluaran selama kegiatan berlangsung. Jika di acara sebelumnya, Kuncarsono dan timnya mengelola teknis acara, kali ini pelaksanaan ditangani mandiri puluhan siswa SMA Muhammadiyah 1 Surabaya.

Tidak hanya para siswa, warga setempat juga ikut terlibat menjadi pemandu lapangan. Tampak Donny Jung, tokoh pendekar Kungfu Kampung Kapasan dengan Liem Tiong Yang pengurus Klenteng Boen Bio turut menjelaskan sejarah kepada para peserta.(tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs