Women’s March Surabaya Desak Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Puluhan orang yang tergabung dalam Women’s March Surabaya menggelar aksi kampanye dukungan terhadap Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) di Car Free Day Taman Bungkul, Surabaya pada Minggu (28/4/2019).

Sekitar pukul 07.00 WIB, mereka berkeliling di area car free day Taman Bungkul sambil membentangkan berbagai poster kampanye seperti “Sahkan RUU P-KS Sekarang Juga!”, “Stop Pernikahan Dini!”, dan “Stop Kekerasan Seksual”. Setelah berkeliling mengitari area CFD, mereka berkumpul di sekitar taman dan menggelar orasi bergantian.

Nurvani Indriani perwakilan dari Savy Amira mengatakan, Women’s March mendesak RUU P-KS segera disahkan agar korban kekerasan seksual tidak makin banyak di Indonesia. Menurutnya, sudah banyak korban kekerasan seksual yang tidak mendapat perlakuan hukum yang layak di Indonesia.

Berdasarkan data yang dirilis Women’s March, selama tahun 2018 terdapat 406.178 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya 348.466 kasus. Kasus kekerasan fisik menjadi kasus paling banyak dengan prosentase 41 persen.

“Kita mendesak RUU P-KS segera disahkan. Kita juga sudah pernah audiensi dengan DPRD Provinsi Jatim tapi belum ada hasil. RUU ini belum disahkan. Kita sepakat ya mendesak RUU ini segera disahkan, kita desak,” ujar Nurva ketika berorasi di kampanye Women’s March pada Minggu (28/4/2019).

Sebagai informasi, Women’s March Surabaya pertama kali diadakan di Surabaya pada 4 Maret 2018 dan diikuti 10 organisasi. Tahun ini, gerakan ini kembali digelar dengan 27 organisasi. Secara nasional, gerakan ini dilakukan serentak di 43 kota di Indonesia. (bas/iss/rst)