Rabu, 17 April 2024

Banjir Sebulan di Tanggulangin, Warga ingin Penanganan Mendesak

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Banjir yang melanda di desa Kedungbanteng Tanggulangin, Sidoarjo selama hampir sebulan ini, hingga Rabu (13/2/2020) masih belum juga surut. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Banjir yang melanda di desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Tanggulangin, Sidoarjo selama hampir sebulan ini, hingga Rabu (13/2/2020) hari ini masih belum surut.

Warga yang terdampak ingin ada penanganan yang cepat dan mendesak, mengingat banjir yang sudah memasuki minggu keempat ini sangat menganggu aktifitas sehari-hari warga.

Berdasarkan pantauan suarasurabaya.net, warga sangat kesulitan untuk mencuci, ke kamar mandi dan aktifitas lainnya karena seluruh bagian rumah mereka terendam air.

Bahkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo menunjukkan, terdapat 278 warga yang terserang penyakit gatal dan demam sehingga harus memperoleh rawat jalan dari Posko Kesehatan.

Herman, salah satu warga Desa Kedungbanten mengatakan, selama ini apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir belum signifikan. Ia mengatakan, sebelumnya ia bersama warga lainnya melakukan kerja bakti. Itu pun tidak berdampak banyak karena saat hujan, debit air malah semakin bertambah.

Begitu juga 3 unit PMK yang diterjunkan untuk menyedot air yang kemudian dibuang di sungai Penatar Sewu yang jaraknya satu kilometer dari SMPN 2 Tanggulangin. Menurutnya, upaya tersebut tidak berdampak signifikan mengingat banyaknya air yang merendam dua desa.

Di desa Kedungbanteng, wilayah terdampak terparah terdapat di RT 3, RT 5 dan RT 6. Sedangkan di desa Banjarasri wilayah terdampak parah terdapat di RT 3,RT 4 dan RT 5. Menurutnya, banjir ini dikerenakan kurangnya daerah resapan air karena luasan sawah sudah banyak yang dialihfungsikan menjadi perumahan.

“Sebenarnya kita sebagai warga ingin Pemda bisa menyelesaikan banjir ini. Jangan kesini-kesini buat selfie, kesini-kesini buat selfie, kapan penanganannya,” kata Herman.

Ia mengatakan, saat ini warga sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan. Telebih lagi, ratusan warga di dua desa tersebut banyak yang mengalami gatal-gatal dan demam.

Sedangkan untuk air bersih, Herman mengatakan, warga masih terkendala untuk proses pengambilannya karena keterbatasan peralatan.

“Ada air bersih cuma kurang lengkap, seperti untuk mengusung air bersih ke tandon, itu tidak ada waktu. Bagaimana caranya mengambil, tidak ada truk,” imbuhnya.(bid/tin/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 17 April 2024
28o
Kurs