Jumat, 26 April 2024

Pandemi, MPLS Siswa Tunanetra Wajibkan Daring

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Satu diantara siswa tunentra SMP LB YPAB mengikuti pembelajaran daring melalui laptop. Foto: Humas SMP LB YPAB

Di masa pandemi Covid-19, masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMP Luar Biasa (LB) Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya tetap dilaksanakan, dengan mewajibkan daring.

Seluruh siswa baru tidak diperkenankan hadir ke sekolah di tengah masa pandemi ini. Ketentuan itupun dilaksanakan di sekolah luar biasa khusus untuk tunanetra yang berada di kawasan Gebang, Keputih Surabaya.

“Karena sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat untuk sekolah, tahun ini memang MPLS dan semacamnya dilakukan dengan daring. Di SMP LB YPAB ini seluruh siswa baru dilarang hadir di sekolah, dan mengikuti proses pengenalan secara daring,” terang Eko Purwanto Kepala SMP LB YPAB Surabaya, Rabu (29/7/2020).

Eko menambahkan bahwa ketentuan daring dilakukan sebagai satu diantara pilihan pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah di masa pandemi yang memang masih belum diketahui kapan akan berakhir. “Kami tetap mematuhi aturan dan ketentuan yang dibuat pemerintah terkait dengan pelarangan siswa masuk sekolah,” ujar Eko.

Tahun ini siswa baru SMP LB YPAB Surabaya, memang tetap melakukan sejumlah kegiatan, tetapi dilakukan dengan cara daring. Termasuk siswa kelas 8 dan 9 juga melakukan proses pembelajaran di rumah secara daring.

Ryan satu diantara pengajar di SMP LB YPAB Surabaya menyampaikan bahwa sejumlah siswa kelas 8 dan 9 sempat menghubungi dirinya lantaran tidak tahu harus bagaimana menghilangkan kebosanan di rumah karena pandemi Covid-19.

“Mereka bertanya apakah mereka boleh datang ke sekolah, meskipun sebentar saja. Mereka mengaku sudah kangen bertemu dengan kawan-kawannya di sekolah. Kami tetap menolak, dna melarang siswa untuk datang ke sekolah. Selain mematuhi ketentuan pemerintah kami juga tetap menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi ini,” kata Ryan.

Bisa dipahami, lanjut Ryan karena para siswa tunanetra sebagaian besar dapat melakukan aktivitasnya bersama dengan kawan-kawan mereka sesama tunanetra di sekolah. “Kalau dis ekolah, mereka bertemu dengan kawan-kawannya. Bisa belajar bersama, dan melakukan kegiatan lainnya yang bisa jadi tidak bisa mereka lakukan di rumah saat ini. Kami paham itu,” tegas Ryan.

Karena itu, di hari terakhir pelaksanaan MPLS untuk siswa baru, pihak sekolah memberikan kesaempatan siswa kelas 8 dan kelas 9 untuk ikut serta pada laman live streaming zoom yang digelar bersama dengan para siswa baru.

“Tujuan utama MPLS adalah memperkenalkan lingkungan sekolah, dan pada kesempatan itu kami gabungkan dengan siswa kelas 8 dan kelas 9 sebagai satu diantara upaya kami mengurnagi rasa kangen para siswa yang memang sudah sekitar 4 bulan tidak saling bertemu langsung,” pungkas Ryan. (tok/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs