Sabtu, 27 April 2024

Pemprov dan DPRD Jatim Masih Matangkan Konsep New Normal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Grafis : Gana suarasurabaya.net

Pemprov Jatim sedang mematangkan konsep new normal. Basis utamanya, penerapan protokol kesehatan secara ketat dengan tiga indikator baik epidemiologi, sistem kesehatan, dan surveilans.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyampaikan itu di hadapan Pimpinan DPRD serta para Ketua Komisi DPRD Jatim di Gedung Negara Grahadi, beberapa waktu lalu.

Bila mengacu pada Rate Of Transmission (RT) di Jatim, Khofifah bilang, sebenarnya selama tujuh hari berturut-turut antara 20-26 Mei RT di Jatim sudah di bawah 1. Tetapi tanggal 27 kembali naik di atas angka 1.

Indikator lain seperti kesiapan sistem kesehatan mencakup tenaga kesehatan, peralatan dan tempat tidur, dibandingkan kemampuan penanganan peningkatan kasus Covid-19 lebih besar 20 persen.

Saat ini kapasitas tempat tidur di ruang isolasi di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jatim sejumlah 3.115 bed. Sedangkan jumlah pasien positif yang perlu menjalani perawatan masih 1.779 orang terjangkit.

Di luar itu ada sebanyak 2.375 orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan 306 orang dalam pemantauan (ODP). Sementara, saat ini masih ada 1.345 pasien yang dirawat di ruang non isolasi dan RS non rujukan.

Gubernur Khofifah juga memaparkan, ada indikator lain menuju new normal. Yakni peningkatan jumlah surveilans. Dari jumlah total lab yang ada harus dilaporkan setiap hari oleh masing masing daerah.

Saat ini, pemeriksaan PCR yang sudah dilakukan di Jawa Timur sebanyak 36.410 test atau setara dengan 910/1 juta penduduk. Sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas lab di Jatim.

Khofifah bilang, daerah layak new normal bisa dilihat dari peta sebaran Gugus Tugas Pusat. Di peta sebaran itu bisa diketahui suatu daerah apakah masih berisiko tinggi, sedang, rendah atau sudah tidak berisiko.

Bedasarkan data yang ada, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, ada 11 daerah yang berisiko tinggi, sebanyak 22 daerah berisiko sedang, dan lima daerah beresiko rendah. Semua masih berisiko.

“Itu jadi pemetaan dari semua sektor, apakah industri, perdagangan, perkantoran, privat sektor, kampus, pasar tradisional, tempat ibadah. Itu indikator kepatuhan dan kesiapan daerah untuk penerapan new normal,” ujarnya.

Bila satu wilayah menjadi zona hijau atau sudah tidak lagi ada risiko penularan Covid-19, daerah itu bisa menerapkan new normal. Zona kuning perlu persiapan, sedangkan zona oranye dan zona merah harus tetap mengetatkan kedisiplinan.

“Peta itu menjadi petunjuk awal. New normal memiliki indikator yang cukup banyak. Masing-masing indikator punya ukuran yang berbeda. Semua kita gunakan pedoman dari WHO dan Bappenas,” katanya.

Kusnadi Ketua DPRD Jatim mengajak seluruh jajaran DPRD Jatim bersama Pemprov Jatim melawan Covid-19. Dia pastikan bahwa Gubernur Jawa Timur tidak akan bekerja sendirian.

“Kami akan terus berada di samping ibu untuk melawan pandemi Covid-19. Saya ingin ajak semua elemen DPRD bersama-sama merasakan penderitaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini. Kami selalu ada dan selalu siap,” jelasnya.

Pandemi Covid-19 menimbulkan ketidakpastian. Dia meyakini seluruh elemen masyarakat bisa bersinergi sehingga bisa mengatasi dan melewati pandemi ini secara bersama-sama.

“Kami hadir menyampaikan terima kasih kepada Ibu Gubernur Jatim yang menakhodai Pemprov Jatim melawan Covid-19. Kami akan terus bersama Pemprov Jatim. Meningkatkan kegotong-royongan di tengah kondisi sulit ini akan menjadikan kita provinsi yang bisa terus. memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkapnya.(den/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
27o
Kurs