Kamis, 16 Mei 2024

45 Jam Main Biola, Desak Pemerintah Tetapkan 10 November Hari Libur Nasional

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Arul Lamandau saat performance art main biola 45 jam di depan Monumen Pers Jalan Tunjungan Surabaya untuk mendesak pemerintah tetapkan 10 November hari libur nasional, Selasa (9/11/2021) malam. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Arul Lamandau Seniman Surabaya main biola 45 jam, sejak Selasa (9/11/2021) dini hari sampai Rabu (10/11/2021) malam 21.00 WIB, bukan untuk memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).

Pria yang sehari-hari berjualan es tape di Jalan Srikana ini, bersama seniman Surabaya lainnya di Komunitas Tunjungan Embong Malang Pojok (TEMPo), membawa misi berbeda menyambut Hari Pahlawan.

Arul melakukan performance art main biola 45 jam di depan Monumen Pers, di seberang Hotel Majapahit, untuk mendesak Pemerintah agar menetapkan 10 November sebagai hari liburan nasional.

“Ini bukan dalam rangka meraih Rekor Muri. Saya sebagai warga Kota Surabaya sangat mengapresiasi peristiwa 10 November yang begitu penting bagi saya,” ujar Arul saat rehat sejenak main biola.

arul-lamandau-45-jam-main-biola
Arul Lamandau Seniman Surabaya yang main biola 45 jam ditemani Guruh Dimas Nugraha Musisi dan Penulis menyanyikan sejumlah lagu Gombloh, Selasa (9/11/2022). Foto: Denza

Menurut Arul, dengan menjadi hari libur nasional, generasi penerus di Surabaya dan di daerah lain di Indonesia akan lebih mengenali secara utuh peristiwa 10 November di Surabaya.

Zainal Karim Ketua Pelestarian Monumen Pers yang juga sebagai inisiator kegiatan main biola 45 jam itu mengatakan, bila menjadi hari libur nasional, maka peringatan 10 November ini ada kekhususan.

“Dengan begitu, masyarakat Surabaya bisa lebih fokus untuk memperingati hari yang sakral ini. Karena banyak sekali nilai yang bisa digali melalui berbagai kegiatan peringatan hari pahlawan,” ujarnya.

Kepada suarasurabaya.net, pria yang merupakan keponakan Bung Tomo Pahlawan Nasional itu mengatakan, perjuangan menjadikan 10 November hari libur nasional itu sudah dimulai lama.

“Belasan tahun lalu, Pusura (Organisasi Putera Surabaya) sudah memperjuangkan itu tapi tidak ada tanggapan. Kali ini, saya kok ketemu Arul dan dia berniat melakukan ini. Maka terjadilah,” ujarnya.

Zainal mengatakan, gerakan menjadikan 10 November sebagai hari libur nasional melalui performance art ini bahkan tidak dibarengi dengan pengajuan apapun secara administratif.

Tidak ada surat usulan secara tertulis yang diajukan kepada Pemkot atau DPRD Kota Surabaya, apalagi kepada pemerintah pusat. Dia bilang, gerakan ini murni sekadar menyuarakan aspirasi mereka.

Guruh Dimas Nugraha Musisi yang juga Penulis Buku “Gombloh: Revolusi Cinta dari Surabaya” mengatakan, gerakan itu berangkat dari upaya agar ribuan korban pejuang di Surabaya tidak hanya dikenang.

“Heroisme ribuan korban yang jatuh ketika berjuang menegakkan merah-putih di posisi tertinggi dalam rangkaian peristiwa 10 November ini selayaknya tak hanya dimaknai dengan peringatan saja,” ujarnya.

Bila ditetapkan sebagai hari libur nasional, dia menegaskan kembali, Bangsa Indonesia akan menjadi lebih khidmat meresapi seluruh nilai sehingga heroisme di seluruh penjuru tanah air bangkit.

Guruh mengatakan, beberapa hari sebelum melaksanakan performance art main biola 45 jam, Arul Lamandau mendahuluinya dengan berziarah ke makam WR Supratman, Bung Tomo, dan Gombloh.

“Beliau berjalan kaki sembari meminta restu agar perjuangannya berjalan lancar, serta menggugah pemerintah agar menetapkan 10 November sebagai hari libur nasional. Merdeka!” Seru pria yang menyebut dirinya bagian dari FBA (Fans Berat Arul) itu.(den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 16 Mei 2024
28o
Kurs