Rabu, 8 Mei 2024

Anak-Anak Nyanyi Lagu Dewasa, Orangtua Harus Bagaimana?

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Menyanyi merupakan kegiatan menyenangkan. Jangan sembarangan pilih lagu, pilih yang pas sesuai usia. Foto: Totok suarasurabaya.net

Membahas musik Indonesia, pastinya juga harus membahas musik anak. Karena musik mampu merangsang berbaga panca indera dan membantu anak-anak dalam belajar dan meningkatkan keterampilan bahasa.

Bagaimana musik yang sesuai dengan usia anak, dan bagaimana dengan anak-anak yang kerap menyanyikan lagu bertema cinta?

Dibahas secara menarik, di program Klinik Psikologi Suara Surabaya, Selasa (9/3/2021) bersama Kak Nunuk, panggilan akrab dari Nugroho Setiadi, music arranger, sekaligus Psikolog dari Universitas Indonesia.

Kak Nunuk menjelaskan, perkembangan psikologis anak dimulai sejak 0 -3 tahun tepatnya, sejak di dalam kandungan, anak sudah memiliki pengalaman auditori, seperti mendengar suara detak jantung sang ibu. “Anak akan mengingat pengalaman bawah sadar, mengalami masa-masa yang sangat nyaman, hangat,’” jelasnya.

Menginjak usia 1-3 tahun, penuh dengan gerakan, karena berkembangnya syaraf motorik kasar. “Contohnya kalau mendengar lagu seperti Baby Shark, anak-anak pasti akan jingkrak-jingkrak,” jelas pria yang identik dengan kacamata hitam di atas kepala ini.

Menginjak usia 5-7 tahun sudah mengenal sekolah. “Ada pelajaran moralitas, disiplin, lebih kompleks lagi, Karena otaknya makin berkembang.” Di usia ini anak sudah mengerti mengenai konsep lingkungan. “Contohnya kalau menyanyi lagu Naik ke Puncak Gunung, mereka sudah tahu di gunung ada pohon, awan, dan lain-lain,” ujarnya.

Makin ke sini, mereka mengenal lagu-lagu cinta. Bagaimana kalau anak mendengar bahkan menyanyikan lagu cinta?

Kak Nunuk menjawab, ada tiga kata yang digunakan untuk mengungkapkan cinta, yakni, agape, philia, dan eros. Agape merupakan bentuk cinta tertinggi , misalnya cinta kepada Tuhan, seperti yang ada di lagu-lagu rohani. Philia adalah cinta antara orang yang berbagi niat baik terhadap satu sama lain. Cinta kepada ibu, ayah, kakak, adik, atau kecintaan pada negara, misalnya seperti lagu, Tanah Airku Indonesia.

“Yang tidak boleh, eros, cinta erotis, lagu cinta yang ada unsur nafsu di dalamnya anak kecil belum mengerti,” jelasnya. Kak Nunuk mencontohkan lagu ‘Lelaki Kardus’ yang sempat viral dinyanyikan anak-anak. Lirik lagu dewasa yang terdengar kasar atau tidak pantas untuk anak-anak.

“Anak-anak pasti akan mengucapkan kata-kata tersebut tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Mereka belum tahu, apakah itu benar atau salah. Mereka juga belum paham konteksnya,”katanya. Kak Nunuk menyarankan, di sinilah tugas orangtua memilah lagu sesuai usia anak sesuai kemampuan verbal dan emosinya.(man/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
28o
Kurs