Kamis, 18 April 2024

Buka Peluang Penelitian Bioteknologi Kesehatan Lewat Pfizer Biotech Fellowship

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Kampus Ubaya, Fakultas Teknobiologi. Foto: Istimewa

Empat tim mahasiswa S1 Fakultas Teknobiologi Ubaya masuk 20 tim terbaik kompetisi Pfizer Biotech Fellowship 2021. Pfizer Biotech Fellowship 2021 adalah program yang membuka peluang bagi mahasiswa S1, S2, serta dosen atau peneliti di bidang bioteknologi kesehatan.

Program ini untuk beradu gagasan menciptakan inovasi dan berbagi pemikiran pada penyusunan roadmap perkembangan bioteknologi kesehatan di Indonesia. Saat ini 4 tim Ubaya yang berhasil lolos dalam 20 tim terbaik sedang mengembangkan kerangka tulisan esai masing-masing untuk memperebutkan posisi menjadi 10 tim terbaik, Selasa (7/9/2021).

Program Pfizer Biotech Fellowship merupakan kompetisi berskala nasional yang diselenggarakan Pfizer Indonesia dan Tenggara Strategics.

Tjie Kok, Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya menyampaikan jika program Pfizer Biotech Fellowship sangat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen atau peneliti yang mengikuti. Program tersebut dirancang untuk mempersiapkan peneliti masa depan dan pemimpin industri dalam memajukan kapasitas penelitian Indonesia di bidang bioteknologi kesehatan.

“Ada tiga kategori jenis kompetisi yang dapat diikuti mahasiswa S1, S2 dan dosen atau peneliti program studi bioteknologi kesehatan Indonesia, yaitu Undergraduates Competition, Graduate Education Grants, dan Training of Trainers. Kami di Fakultas Bioteknologi Ubaya mengikuti semua tiga skema itu,” terang Tjie Kok, Selasa (7/9/2021).

Sebelumnya terdapat 11 fakultas bioteknologi dari universitas di Indonesia yang diundang untuk mengikuti program Pfizer Biotech Fellowship 2021. Setelah itu terpilihlah 20 tim terbaik yang berasal dari 8 perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) ternama di Indonesia, termasuk Ubaya. Sedangkan pengumuman untuk kompetisi kategori dana penelitian mahasiswa S2 serta pelatihan dosen dan peneliti masih dalam proses seleksi.

Empat tim mahasiswa S1 Fakultas Teknobiologi Ubaya yang masuk dalam 20 tim terbaik telah melewati seleksi administrasi dan penilaian yang ketat oleh dewan juri profesional. Satu tim terdiri dari tiga orang mahasiswa.

Bentuk kompetisi kategori mahasiswa S1 adalah lomba menulis esai dengan pilihan tiga topik kajian utama terkait perkembangan bioteknologi kesehatan di Indonesia. Tiga topik tersebut yaitu membangun kemampuan Indonesia dalam bioteknologi kesehatan: strategi-strategi kunci, membangun ekosistem kebijakan untuk meningkatkan penerapan dan penerimaan masyarakat terhadap produk-produk bioteknologi, dan memahami rantai pasok global inovasi bioteknologi kesehatan: implikasinya untuk Indonesia.

Nantinya sepuluh tim dengan esai terbaik akan mendapat pelatihan serta kesempatan bertukar pikiran dengan pelaku industri dan komunitas riset nasional dan global untuk beradu lagi ke babak selanjutnya. Hingga akhirnya akan dipilih tiga pemenang di bulan November mendatang.

Ketua Program Studi Magister Bioteknologi Ubaya mengatakan berbeda dengan kompetisi mahasiswa S1, kompetisi mahasiswa S2 adalah penelitian tesis. Topik yang diangkat merupakan topik-topik relevan dan terbaru mengenai bidang bioteknologi kesehatan. Misalnya, berkaitan dengan Covid-19, biosensor untuk mikroorganisme patogen, desain vaksin dan masih banyak yang lain.

Disamping itu, Tjie kok mengungkapkan bahwa dirinya juga dosen pembimbing penelitian tesis mahasiswa S2 untuk kompetisi ini sekaligus menjadi salah satu perwakilan dosen Fakultas Bioteknologi Ubaya dalam Training of Trainers.

Menurut Tjie Kok, manfaat yang bisa didapat dari program Pfizer Biotech Fellowship sangat banyak terutama dari segi pendanaan maupun keilmuan. Peserta akan menerima mentorship dari peneliti-peneliti profesional dari dalam negeri maupun luar negeri serta dana pendidikan untuk melanjutkan riset. Bagi dosen atau peneliti juga mendapat manfaat yang sama dan diharapkan program ini bisa menjadi ruang diskusi agar dapat bersama-sama menyusun rekomendasi untuk memajukan bioteknologi kesehatan di Indonesia.

“Program ini sangat bagus untuk memajukan aktivitas-aktivitas di bidang bioteknologi kesehatan. Pendanaan yang diberikan bisa dipakai untuk keperluan projek yang ada di tim kita. Penelitian bidang bioteknologi kesehatan ini sifatnya costly, lumayan mahal. Oleh karena itu, pendanaan ini diperlukan agar penelitiian bisa berjalan lancar. Hasilnya diharapkan bisa terkespos, dikenal dan menjadi bentuk kontribusi dalam memajukan bioteknologi kesehatan di Indonesia,” pungkas Tjie Kok.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
30o
Kurs