Jumat, 19 April 2024
#THRE3MASKADA

DP5A Surabaya Dampingi Anak Perempuan Terbungkus Kasur

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Mak Mis, pengasuh El. Kedua orangtuanya yang sama-sama bekerja membuat El di titipkan sejak usia 7 bulan, kini usia El sudah 3 tahun. Foto : Manda suarasurabaya. net

El (3 tahun), terlihat asik bermain bersama Mak Mis, pengasuhnya. “Dia sama sekali tidak pernah bertanya tentang ibunya, karena sehari-hari memang sama saya,” tutur Mak Mis, pengasuh El selama ini.

Sejak usia 7 bulan El, sudah diasuh oleh Mak Mis. Hampir setiap hari, diantar sang ayah k mulai pukul 07.00 WIB, lalu pukul 17.00 WIB dijemput lagi oleh ayahnya.

“Bapak ibunya sama-sama kerja, jadi setiap hari dititipkan ke saya,” jelas wanita yang usianya 63 tahun ini.

El, adalah anak semata wayang Putri Ima Camelia Sandy (26), dan. Jhony Pranoto Kasum (27) warga Gayungan, Jambangan, Surabaya.

Putri ditemukan tewas, mayatnya dibungkus kasur, kamis (22/4/2021), dan pelaku tak lain adalah suaminya sendiri, Joni alias ayah El.

AKBP Oki Ahadian Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan korban oleh pelaku dianggap mendominasi rumah tangga mereka. Karena penghasilan korban lebih tinggi, sementara pelaku hanya penjual air galon keliling.

Persoalan ekonomi yang membuat keduanya kerap cekcok. Dan pelaku membunuh istrinya dengan membekap dan mencekik korban hingga tewas.

Oki menyebut pembunuhan dilakukan pelaku pada Senin (19/4). Pelaku kemudian membuang tubuh istrinya pada Rabu (21/4).

Mayat korban sendiri ditemukan pada Kamis (22/4). Pasal yang disangkakan yaitu pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Usai ayahnya ditangkap pihak berwajib, El kembali diasuh oleh Mak Mis. Kediaman Mak Mis, dan rumah kontrakan orangtua El tidak terlalu jauh, kira- kira 500 meter.

Berita kematian ibu El didengar Mak Mis hari Kamis, kejadian sadis ini membuat Mak Mis terkejut, apalagi paginya ayah El seperti biasa masih menitipkan anaknya.

Sebelumnya, kata Mak Mis ayah El sempat berkeluh kesah tentang istrinya yang kerap melontarkan kata-kata kasar dan minta dicerai. “Saya sebagai orangtua cuma bisa bilang sabar, tapi tidak menyangka kejadiannya bisa seperti ini,” tuturnya sedih.

Nasib El, sekarang masih diasuh oleh Mak Mis, rasa sayanganya kepada El jelas terlihat.

Kakek dan nenek El, yaitu orangtua pelaku, tinggal bersebelahan dengan kontrakan orangtua El, meski sudah lansia, tapi mereka masih bekerja. Kakeknya sebagai penjaga parkir minimarket dan neneknya sebagai buruh cuci.

“Kakek dan neneknya juga kerja jadi tidak bisa mengasuh El,”jelas Mak Mis. Meski tidak bisa selalu menemani sang cucu, tapi menurut Mak Mis, neneknya sangat menyayangi cucu satu-satunya itu.

Ke depan nasib El masih belum tahu, keluarga dari pihak ibu El, yang ada di Tulungagung berniat membawa El, tapi Mak Mis khawatir anak asuhannya tidak betah. “Dari dulu di sini sama saya, kita ngga tahu di sana bagaimana. Lagian neneknya juga sangat sayang sama El,” katanya.

Ida Widayati, Kepala Bidang Pengarusutamaan Hak Anak Perlindungan Perempuan dan Anak (Kabid Puha dan PPA), mengunjungi El mengatakan jika anak korban terlihat baik-baik saja dan tetap ceria. “Bisa jadi karena kedua orangtuanya sibuk kerja, El kurang perhatian, dan terbiasa dengan pengasuhnya, ” jelasnya, Sabtu (24/4/2021).

Saat ini pihaknya sedang melakukan pendampingan, karena pada saat pembunuhan terjadi, El juga menyaksikan. “Nah, traumanya butuh pemulihan, untuk berapa lama kita lihat bagaiaman kondisi El,” paparnya.

Ida menjelaskan, trauma pada anak bukan sesuatu yang mudah untuk diatasi. Anak yang pernah mengalami trauma harus diperhatikan secara khusus agar trauma yang di rasakan tidak berkelanjutan.

Pasalnya, trauma pada anak dapat mengganggu perkembangannya, yang kemudian bisa terbawa sampai ia dewasa.. “Alhamdulilah tadi ketemu El, anaknya ceria, ”Tapi, kami akan terus lakukan pengecekan secara berjangka. Tiap dua minggu sekali, dengan mendatangi rumahnya (home visit), “ kata Ida.

Ida menjelaskan, lamanya pendampingan bisa berbeda tiap kasusnya. Ada yang mencapai tiga bulan, bahkan lebih. Setelah mental korban dinilai stabil, barulah pendampingan selesai. (man/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
28o
Kurs