Kamis, 18 April 2024

IDAI Ungkap Penyebab Kematian Anak Terinfeksi Covid-19

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
ilustrasi-anak-masuk-mal Ilustrasi. Anak di bawah 12 tahun sudah boleh masuk mal lagi. Foto: Pixabay

Dokter Aman Bhakti Pulungan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan, sepanjang masa pandemi Covid-19 di Indonesia, anak-anak juga menjadi korban selain kelompok lanjut usia dan dewasa.

“Berdasarkan studi retrospektif dari laporan kasus Covid-19 pada anak yang dirawat dokter anak yang tergabung dalam IDAI, selama Maret-Desember 2020, tercatat 37.706 kasus anak terkonfirmasi Covid-19,” ujarnya dalam keterangan pers virtual, Minggu (26/9/2021).

Merujuk data itu, diketahui angka kematian tertinggi di kelompok anak usia 10-18 tahun (26 persen), kemudian anak rentang usia 1-5 tahun (23 persen).

Lalu, anak usia 29 hari-kurang dari 12 bulan (23 persen), usia 0-28 hari (15 persen), dan usia 6 sampai kurang dari 10 tahun (13 persen).

Dalam forum yang sama, Dokter Hikari Ambara Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI bilang, dan laporan itu diketahui persentase fatalitas Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 pada anak di Indonesia.

“522 kematian dari 35.506 kasus suspek (CFR 1,4 persen), dan 177 kematian dari 37.706 kasus terkonfirmasi (CFR 0,46 persen),” ujarnya.

Laporan itu juga mengungkap faktor penyebab kematian anak yang terinfeksi Virus Corona. Paling banyak karena gagal napas, sepsis/syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).

Komorbid terbanyak pada anak positif Covid-19 yang meninggal adalah malnutrisi dan keganasan, penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, Tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun.

Laporan IDAI mencatat, ada 62 anak yang meninggal dengan status positif Covid-19 tanpa terdeteksi adanya komorbid.

Dokter Yogi Prawira Ketua Satgas Covid-19 IDAI menyebut, gagal napas dan sepsis/syok sepsis terjadi pada kondisi anak terinfeksi Virus Corona dengan gejala berat.

“Untuk mengantisipasi dua kejadian itu, dia menegaskan pentingnya pemantauan kondisi serta tata laksana secara dini dan tepat,” tegasnya.

Lebih lanjut, laporan riset IDAI itu juga menjabarkan sebaran kasus Covid-19 pada anak, di mana ada 10 daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi Covid terbanyak.

Yaitu, Jawa Barat, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Papua.

Kemudian, ada tujuh daerah dengan kasus kematian anak terkonfirmasi Covid-19 terbanyak, yaitu Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Dokter Antonius Pudjiadi Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat IDAI menyatakan, tidak meratanya deteksi kasus Covid-19 terjadi antara lain karena fasilitas tes PCR dan fasilitas kesehatan yang berbeda di setiap daerah, dan anak tidak masuk prioritas tes.

Laporan hasil riset IDAI itu juga menyebutkan, CFR akibat Covid-19 pada anak di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding negara lain seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.

Sekadar informasi, hasil penelitian IDAI itu sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Pediatrics, yang terbit pada 23 September 2021 lalu.(rid/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
29o
Kurs