Kamis, 25 April 2024

India Mulai Kremasi Massal Akibat ‘Banjir’ Korban Meninggal Covid-19

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Pekerja mengenakan alat pelindung diri (APD) melihat proses kremasi jenazah yang meninggal karena virus corona di sebuah krematorium, Mumbai, India, Kamis (15/4/2021). Foto: Reuters/Francis Mascarenhas

Nitish Kumar Warga Delhi, India, terpaksa menyimpan jasad ibunya di rumah selama hampir dua hari sambil mencari ruang di krematorium kota tersebut, saat ‘banjir’ kematian di ibu kota India itu.

Pada Kamis (22/4/2021), Kumar mengkremasi ibunya yang meninggal karena Covid-19 di tempat kremasi massal darurat di sebuah tempat parkir sebelah krematorium di Seemapuri, timur laut Delhi.

“Saya mencari ke sana-sini tetapi semua krematorium mempunyai berbagai alasan, salah satunya kehabisan kayu,” kata Kumar, dengan masker di wajahnya seperti yang dikutip Reuters yang dilansir Antara, Jumat (23/4/2021).

India mencatat jumlah kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia yakni 314.835 kasus pada Kamis (22/4/2021), dengan gelombang kedua pandemi menghancurkan infrastruktur kesehatan yang lemah. Di Delhi saja, lonjakan kasus harian Covid-19 mencapai 26.000 dan rumah sakit mengalami krisis pasokan oksigen.

Sebanyak 306 orang meninggal karena Covid-19 dalam sehari di Delhi, akhirnya membuat fasilitas darurat yang melakukan penguburan massal dan kremasi lantaran krematorium kewalahan.

Jitender Singh Shunty, penyedia layanan medis Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal mengatakan, hingga Kamis malam 60 jasad telah dikremasi di fasilitas darurat di lapangan parkir dan 15 jasad lainnya masih menunggu.

“Tak seorang pun di Delhi pernah menyaksikan pemandangan demikian. Anak-anak yang berusia 5 tahun, 15 tahun, 25 tahun sedang dikremasi. Pengantin baru dikremasi. Berat untuk melihatnya,” ungkap Shunty dengan mata berkaca-kaca.

Shunty mengatakan tahun lalu selama puncak gelombang pertama Covid19 jumlah maksimal jasad yang ia bantu kremasinya adalah 18 jasad sehari, dengan rata-rata 8-10 per hari.

Menurutnya, pada Selasa (20/4/2021), 78 jasad dikremasi di satu tempat saja.

Kumar bercerita ketika ibunya, yang seorang petugas kesehatan pemerintah, terbukti positif Covid-19 10 hari yang lalu, otoritas tidak mendapatkan tempat tidur rumah sakit untuknya.

“Pemerintah tidak melakukan apa-apa. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan keluargamu. Kamu sendiri,” katanya.(ant/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
27o
Kurs