Jumat, 19 April 2024

Berkaca dari India, Satgas Covid Jatim Tekankan Pentingnya Larangan Mudik

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi: Penumpang turun dari kereta api di Stasiun Gubeng Surabaya, Jawa Timur. Foto: Antara

Kasus Covid-19 seluruh dunia naik 9% yang penyebab utamanya karena kenaikan kasus di India. Pada Minggu (11/4/2021) lalu saja, jumlah kasus Covid-19 di India mencapai 7 juta. Dr Joni Wahyuhadi Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim memberikan beberapa catatan terkait ini dan menjelaskan mengapa larangan mudik lebaran yang ditetapkan pemerintah Indonesia menjadi penting.

Ia menjelaskan, secara karakteristik wilayah dan penyebaran virusnya di India dan Indonesia tidak jauh berbeda. Menurutnya, virus akan terhambat dalam kondisi panas. Namun yang lebih penting lagi, kasus akan meningkat seiring dengan kelonggaran protokol kesehatan suatu negara.

“Kenapa (kasus) di India naik? karena beberapa bulan lalu India turun drastis bahkan jadi acuan kita. Lalu mereka adakan lomba, kerumunan-kerumunan, bahkan di media massa sudah banyak yang tidak memakai masker. Sekarang melonjak bahkan melebihi yang (gelombang kasus) kedua kemarin,” kata dr. Joni kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (17/4/2021).

Pria yang juga Direktur Utama RSUD dr. Soetomo  Surabaya itu menambahkan, problem dari kenaikan kasus suatu negara setelah melandai adalah virus akan bermutasi dan menjadi lebih kuat dibanding virus sebelumnya. Untuk itu, risiko penyebaran sebuah virus menjadi lebih tinggi.

“Kalau dari sisi virus, sesuai informasi dari dr. Nyoman (Tim Riset Covid-19 Unair) bahwa virus yang ada di Jatim itu virus yang berasal dari Eropa. Artinya apa? problem kenaikan kasus itu selain karena karena kelonggaran prokes sebuah negara, virus itu banyak yang mutannya dan akhirnya menjadi jauh lebih tinggi dari virus-virus covid sebelumnya,” paparnya.

Sedangkan, di Indonesia khususnya di Jawa Timur, masa libur panjang selalu disertai dengan kenaikan kasus Covid-19 jika tidak dilakukan pengetatan protokol kesehatan karena celah ketidakpatuhan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan akan lebih besar. Terutama saat mereka sudah sampai di kampung halaman.

Bahkan, ia melihat saat masyarakat melakukan perjalanan di ruas tol lalu berhenti di rest area, banyak dari mereka yang sudah melalaikan prokes. Untuk itu iamenegaskan, masyarakat dimohon untuk mematuhi larangan mudik lebaran tahun ini

“Kalau saya melihat kalau ada orang keluar kota, di rest area itu sudah sangat sulit dikontrol seperti merokok, melepas masker. Di kampung halaman apalagi. Musim libur, pasti naik (kasusnya). Jadi mohonlah, belum selesai perjuangan kita” tegasnya.

dr. Joni memperinci, saat kasus Covid di Jatim naik, maka akan diiringi kenaikan angka kematian atau mortalitas. Kenaikan angka kematian akibat Covid-19 sebagian besar karena pasien kormobit seperti diabetes dan hipertensi.

Celakanya, angka penderita kormobit di Indonesia cukup tinggi. Sehingga jika kasus Covid-19 kembali meningkat, maka risiko jumlah orang yang meninggal karena Covid-19 juga akan meningkat.

“Angka kormobit di kita sangat tinggi, karena kita tidak menjaga lifestyle kita, diabetes, hipertensi, kadang-kadang kita tidak sadar kalau kita diabet. Maka imbauan larangan mudik dan menjaga protokol kesehatan itu penting,” tegasnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
33o
Kurs