Jumat, 26 April 2024
HUT Ke-76 TNI

Kapendam V/Brawijaya Ingatkan Ancaman dan Bahaya Proxy War

Laporan oleh Pramudita RM
Bagikan
Letjen TNI Eko Margiyono Kepala Staf Umum (Kasum) TNI didampingi Letjen (Mar) TNI Bambang Suswantono Irjen TNI, Mayjen TNI Syafruddin Asops Panglima TNI, Marsda TNI A. Gustaf Brugman Aspers Panglima TNI, pelaksanaan Gladi Bersih HUT TNI ke-76 yang dipusatkan di Istana Merdeka Jakarta, Minggu (3/10/2021). Foto: Puspen TNI

Letkol Arm Kusdi Yuli Suhendra Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya mengatakan, tema HUT ke-76 TNI yang diperingati pada 5 Oktober 2021 adalah Bersatu, Berjuang, Kita Pasti Menang.

“Tema tersebut berarti kita akan menjadi kuat jika bersatu. Untuk menuju suatu tujuan, pasti lebih mudah jika bersama-sama,” kata Kapendam Kusdi dalam program Wawasan Suara Surabaya, Selasa (5/10/2021).

Kata menang, menurut Kapendam Kusdi, juga berlaku luas. Menang dari Covid-19, menang dalam pembangunan, dan juga menang dalam pendidikan.

Mengenai tantangan yang dihadapi oleh TNI saat ini, Kapendam Kusdi menyebut proxy war (perang proksi) yang sangat kental.

“Ini berbahaya, karena musuh yang dihadapi adalah musuh yang tidak terlihat. Untuk menghadapi proxy war, kita harus terus menumbuhkan cinta tanah air. Terus belajar dan jangan lupa kuasai teknologi untuk kegunaan yang positif,” ujarnya.

Mengutip indonesiabaik.id, proxy war adalah perang masa kini seiring dengan perkembangan teknologi. Tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik melalui politik, melalui ekonomi, sosial budaya, termasuk hukum.

Proxy war merupakan sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko kehancuran fatal.

Dalam proxy war, tidak bisa terlihat siapa lawan dan siapa kawan. Dilakukan non state actor, tetapi dikendalikan oleh sebuah negara. Ini karena ada banyak negara yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia melalui proxy war.

Hal tersebut terjadi karena kesuburan tanah Indonesia, posisi geografis yang sangat strategis, serta memiliki kekayan alam hayati dan non hayati yang luar biasa. (prm/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs