Sabtu, 27 April 2024

Khofifah : Strong Partnership Jadi Alasan di Balik Jatim Level 1

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa saat mengudara di studio Suara Surabaya di hari ulang tahunnya, Rabu (19/5/2021). Foto: Anton suarasurabaya.net

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyebutkan data asesmen dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa PPKM Jawa-Bali ada 34 Kota/Kabupaten yang telah mendapat asesmen level 1, dan 28 Kota/Kabupaten di antaranya berada di Jawa Timur.

“Artinya masih akan ada testing lebih lanjut secara signifikan sesuai standar WHO dan tracing sesuai standar Kemenkes,” kata Khofifah dihubungi Radio Suara Surabaya, pada Rabu (29/9/2021).

Khofifah menuturkan bahwa semua pihak masih menjaga komitmen untuk tidak lengah, mengingat puncak gelombang kedua Covid-19 pada bulan Juli sebelumnya.

“Kita harus ingat puncaknya 15 Juli kemarin, kita bisa lihat antrian di IGD bahkan hingga di selasar. Semua harus belajar dari kejadian itu jangan sampai ada gelombang ketiga,” kata Khofifah.

Saat ditanya mengenai kunci keberhasilan Jatim dalam mencapai zona kuning atau level satu, Khofifah mengeklaim bahwa ini hasil dari adanya strong partnership antar lapisan untuk bekerja sama.

“Ini semua karena kekuatan strong partnership, gotong royong, dan semua menjadi frontliner untuk menerapkan aturan dan anjuran yang telah ditetapkan,” ujar Gubernur Jatim.

Namun langkah teknis yang lebih konkret adalah upaya tracing dan testing, yang mana Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga perangkat desa disebut Khofifah sebagai elemen utama dari langkah tracing dan testing itu.

Khofifah menjelaskan bahwa ada enam indikator dari standar WHO untuk mencapai wilayah pada level 1  di antaranya Kasus konfirmasi, Rawat Inap RS, Kematian, Testing, Tracing dan Treatment secara masif. Namun Jatim mampu memenuhi empat indikator saja dalam hal ini.

“Sedangkan dari kita (Jatim) belum memadai dua indikator yaitu tracing dan testing itu sendiri,” kata Khofifah.

Meskipun begitu Khofifah mengakui tracing dan testing adalah upaya yang sangat luar biasa untuk mendapatkan data dan kondisi yang komprehensif. Karena output dari mekanisme tracing dan testing adalah dapat mendeteksi varian baru dan menyiapkan strategi upaya penanganan lebih dini.

“Pentingnya tracing dan testing adalah mendeteksi lebih dini adanya varian baru,” kata Khofifah.

Dalam kesempatan tersebut Khofifah bilang, yang menjadi konsentrasi Pemprov saat ini adalah percepatan vaksinasi guna penguatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada SMP, SMA/K, SLB, dan PTN. Juga Pemprov sudah menyiapkan opsi vaksin pada usia 5-12 tahun.

Khofiah menyatakan sudah menyiapkan Vaksin Pfizer untuk anak usia SD, namun masih menunggu keputusan dari pusat terlebih dahulu.

“Jadi untuk persiapan vaksin saat ini kita maksimalkan pada usia 12 tahun ke atas melalui semua organisasi dan lembaga pemerintahan,” kata Khofifah.

Khofifah berpesan pada semua warga Jatim bahwa situasi level satu ini patut disyukuri oleh semua pihak namun jangan sampai lengah, karena dengan tetap menjaga jarak dan menggunakan masker dapat menghambat penyebaran virus Covid-19.(wld/dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs