Kamis, 25 April 2024

Link and Match UMKM Solusi Turunnya Penghasilan Pedagang

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Rony Wardhana saat menjelaskan kinerja Link and Match UMKM di masa pandemi Covid-19. Foto: Humas Unnar

PPKM diharapkan dapat mengurangi tingkat penularan virus Covid-19. Tapi faktanya, PPKM lebih berdampak penurunan ekonomi yang menyebabkan banyak orang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

“Secara mikro, masyarakat Indonesia mengalami financial distress, atau masalah keuangan dengan menurunnya pendapatan operasional dan diikuti oleh menurunnya daya beli, yang bisa mengarah pada kebangkrutan. Belum lagi, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memiliki cicilan atau hutang yang tidak bisa mereka bayar selama menurunnya pendapatan operasional mereka karena kondisi pandemi,” terang Rony Wardhana Dosen sekaligus pakar Akuntansi Universitas Narotama Surabaya, Jumat (5/2/2021).

Hal tersebut, lanjut Rony sapaan Rony Wardhana menjadi suatu yang dilematis karena masyarakat harus berusaha menghindari virus Covid-19 menyerang tubuh mereka dan disaat yang bersamaan harus berusaha juga supaya mereka tidak kelaparan dan stres akibat financial distress.

“Yang paling terdampak adalah para penjual atau pedagang keliling yang memenuhi kebutuhan operasional dan membayar hutang atau cicilan dari pendapatan mereka setiap hari. Mungkin mereka sudah mendapatkan bantuan untuk kebutuhan pokok, lalu kebutuhan yang lain bagaimana?” kata Kaprodi Akuntansi Universitas Narotama itu.

Solusi yang bisa dilakukan, tambah Rony, adalah melakukan link and match UMKM atau pedagang dan penjual keliling dengan masyarakat di pemukiman elit. “Misalnya, orang-orang di pemukiman elit dihimbau gak perlu keluar rumah dan kebutuhan makanan atau kebutuhan mereka yang lain akan disuplai dari UMKM. Solusi ini bisa dilakukan jika ada kerjasama dengan Dinas Koperasi dan Dinas Industri untuk Link and Match,” tegas Rony.

Dengan adanya Link and Match, lanjut Rony, bingkai besarnya adalah tidak menurunnya pendapatan harian sehingga pedagang UMKM bisa mengcover biaya operasional dan hutang yang mereka miliki.

“Local genius di setiap region juga harus diperhatikan dalam penerapan PPKM atau program apapun untuk menekan jumlah pasien Covid-19. Jangan sampai malah jadi buah simalakama dengan kondisi daerah yang berbeda-beda. Surabaya dan Sidoarjo yang merupakan kawasan industri tidak bisa disamakan dengan Jakarta. Tidak bisa dipukul rata,” ujar Rony.

Menekan jumlah pasien dan penularan Covid-19 di Indonesia memang sangatlah penting dan menjadi prioritas utama saat ini. Tapi kesejahteraan semua lini masyarakat juga sangat penting. “Karena jika mereka bisa lolos dari Covid-19, apakah mereka bisa lolos dari kemiskinan dan kelaparan?” pungkas Rony.(tok/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
27o
Kurs