Kamis, 28 Maret 2024

Seminar Nasional Poltekbang Surabaya, Prof M Nuh Tekankan Esensi Pendidikan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sejumlah siswa Poltekbang Surabaya mengikuti Seminar Nasional. Foto: Istimewa

Demi meningkatkan keselamatan transportasi, khususnya transportasi udara, Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya menggelar Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP).

SNITP ke-5 ini bertema ‘Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Inovasi dalam Rangka Percepatan Recovery Dunia Penerbangan’. Sasarannya, para SDM di bidang penerbangan.

Sejumlah narasumber yang pakar di bidangnya menjadi narasumber seminar ini. Mulai dari PT Dirgantara Indonesia dan Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

Tidak hanya itu, turut hadir Profesor Mohammad Nuh Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kapten Antoni Arif Priadi Plt Kepala BPSDMP Kementerian Perhubungan membuka acara itu disambung Heri Sudarmaji Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan secara virtual.

M Andra Aditiyawarman Direktur Poltekbang Surabaya memukul gong menandai dibukanya seminar di Gedung Serbaguna Poltekbang Surabaya, Rabu (27/10/2021) itu.

“Tema seminar nasional ini relevan dengan peningkatan kualitas pendidikan dan inovasi dunia penerbangan guna meningkatkan keselamatan dan transportasi khususnya transportasi udara,” ujar Capt Antoni Arif Priadi Plt Kepala BPSDMP Kemenhub.

BPSDM Kemenhub, kata dia, melaksanakan berbagai jenis pendidikan, baik formal maupun non formal, maupun yang bersifat soft skill dan hard skill.

“Atas dasar itu kami mendukung pelaksanaan SNITP ini agar muncul ide-ide segar dari kaum milenial untuk berinovasi lebih baik lagi,” ujarnya.

Heri Sudarmaji Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Kemenhub mengapresiasi acara seminar ini.

Menurutnya, kegiatan ilmiah seperti SNITP perlu dilaksanakan rutin untuk terus mengupgrade keilmuan para civitas akademika.

Sebab, menurutnya, kualitas sumber daya manusia tidak lepas dari kualitas institusi pendidikannya dan kualitas pengajarnya.

“Kepada segenap civitas akademika, dosen dan semua peserta SNITP kami berpesan agar selalu berperan aktif dalam usaha meningkatkan kompetensi diri melalui seminar, pelatihan, konferensi ilmiah dan penulisan karya tulis ilmiah yang dipublikasikan secara nasional dan internasional,” kata Heri.

Dalam materi SNITP dibahas pengetahuan terkait kebutuhan dalam dunia penerbangan, hingga cara-cara membangkitkan inovasi dalam dunia pendidikan.

Salah satunya seperti disampaikan Yustinus Kuswardana Kepala Divisi Pusat Uji Terbang Chief Flight Engineer PT Dirgantara Indonesia.

Yustinus menyampaikan, dalam industri penerbangan pihaknya sangat membutuhkan SDM yang unggul sehingga bisa menguasai teknologi pesawat. Dengan demikian tercipta produk-produk pesawat dalam negeri yang berkualitas.

Hal lainnya, dia sampaikan adanya permasalahan teknis bahan baku atau komponen perakitan pesawat yang masih susah didapqtkan di dalam negeri.

“Kami masih banyak menemui SDM yang belum standar dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi. Apalagi untuk beberapa bagian pesawat yang kita butuhkan juga masih susah mendapatkan di dalam negeri,“ katanya.

Untuk mengupayakan itu, PT DI (Dirgantara Indonesia) terus menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah penerbangan di bawah Kemenhub.

Ke depan PT DI akan terus berinovasi untuk bisa menciptakan rakitan-rakita pesawat baru yang memang sesuaidengan medan di Indonesia

Sementara, Prof M Nuh juga memberikan gambaran terkait cara-cara berinovasi dalam dunia pendidikan. Dia menegaskan, esensi dari pendidikan itu adalah belajar. Belajar untuk mengetahui sesuatu, how to know.

Kemudian bagaimana caranya bisa melakukan sesuatu, how to do. Lalu, learn how to be, bagaimana supaya bisa memiliki profesi tertentu.

“Tetapi itu saja ndak cukup, ada namanya learn how to live together. Gimana caranya kita belajar supaya bisa hidup bersama-sama dengan yang lain. Di dalam desain ilmu pengetahuan tentang pendidikan ada yang namanya body of knowledge and body of profession. Yang namanya learn how to know komponen utama di dalam body of knowledge dan learn how to be komponen utama di body of profession. Antara pengetahuan dan profesi dijembatani dengan learn how to do dan learn how to live together,” kata profesor kelahiran Surabaya ini.

Karenanya, ia berpesan untuk para civitas akademika berhati-hati betul dalam mendesain kurikulum maupun sistem pendidikan.

“Jangan sampai kita terjebak dalam hal yang sifatnya praksis-praksis semata. Tidak sama antara education and training. Oleh karena itu kuncinya learn how to learn. Belajar agar bisa senantiasa terus belajar,” pesan Prof Nuh.

Prof Nuh mendorong agar semuanya mulai dari sistem hingga SDM dalam lembaga pendidikan melakukan inovasi dan berubah.

Untuk bisa berubah juga harus mengikuti perkembangan teknologi yang terus melaju pesat melampaui pemikiran manusia.

“Maka yang diperlukan adalah imajinasi, berpikir kritis ditambah dan sebagianya. Dari sini akan muncul kreatifitas, muncul inovasi, ditambah enterpreneurship akan ada hasil yang luar biasa,” katanya.

Dia pun menekankan bahwa inovasi harus berdasarkan data. Dia mengajak setiap civitas sadar dan peduli akan data. Bila hal itu terpenuhi, dia yakin akan terjadi lompatan luar biasa.

“Dari linier akan menjadi eksponensial. Bangsa ini perlu terobosan-terobosan yang sifatnya general,” ujarnya.

Hal lainnya, Prof Nuh juga meyakini bahwa kejayaan Indonesia 2045 akan nyata terjadi, sebab adanya modal yang selama ini belum didapqta oleh Indonesia. Yaitu modal bonus demografi, modal bonus digital dan nilai ke-Indonesiaan.

“Kita harus siapkan, songsong dan mengembangkan hal itu. Termasuk dalam bidang pendidikan yang perlu disiapkan. Covid-19 ini memberikan banyak pelajaran, seperti penerapan belajar dari rumah, bukan di rumah. Ada sumber pelajaran dari rumah ke dunia cyber. Tentu harus ada infrastruktur digital ke semua pelosok Indonesia. Kalau itu tidak ada maka jurang kemiskinan akan semakin lebar antara masyarakat di kota dan di pelosok-pelosok desa,” imbuh Prof Nuh.

Pihaknya juga menyebut di dunia pendidikan perguruan tinggi jika tidak disesuaikan, maka akan ada kehilangan dunia pembelajaran. Ada stunting study, kesemuan study.

“Ini yang saya harapkan di Poltekbang Surabaya melakukan recovery atau mitigasi akademik. Adanya tanda-tanda Covid-19 sudah melanadai, maka harus kita mulai tentang mitigasi akademik besar-besaran untuk menutup defisit study saat Covid-19 kemarin,” pesannya.

Ditambahkan Direktur Poltekbang Surabaya M Andra Aditiyawarman, dalam rangka menghadirkan SDM berkualitas pihaknya berkomitmen melakukan berbagai inovasi.

“Termasuk kuat dan siap melalui situasi seperti sekarang ini. Kalau kata Prof M Nuh ada mistery zone yang selalu tidak berjalan seimbang antara kognitif thinking dan hal-hal yang berhubungan teknologi sehingga ini yang perlu dicari solusinya melalui riset perguruan tinggi supaya kesenjangan tidak terlalu jauh. Mudah-mudahan mimpi kita memiliki SDM yang tangguh yang bisa mewujudkan cita-cita kita menjadi negara yang maju mampu memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara ini,” kata Andra.

Dalam penerapan jangka pendek, di bawah kepemimpinannya sebagai Direktur Poltekbang Surabaya, dia akan segera merumuskan dan menyesuaikan kurikulum dan model silabus pengajaran sesuai situasional dan kebutuhan saat ini.

“Kami sedang mengembangkan pembelajaran berbasis augmented reality, juga didorong melakukan percepatan juga virtual reality dalam penggunaan media pembelajaran yang berbasis IT. Sehingga adanya hal tersebut bisa menambal kekhawatiran akibat berkurangnya daya serap taruna/taruni terkait pembelajaran yang biasa disampaikan melalui pembelajaran tatap muka,” kata Andra.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
27o
Kurs