Sabtu, 4 Mei 2024

75 Ribu Keluarga Miskin Surabaya Ditargetkan Mandiri Tahun Depan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menempel stiker keluarga miskin di salah satu rumah warga Kecamatan Gubeng, Rabu (28/12/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Total 75 ribu Kepala Keluarga (KK) Surabaya dipasangi stiker bertuliskan keluarga miskin di masing-masing rumahnya mulai hari ini, Rabu (28/12/2022). Pemerintah kota menargetkan tempelan itu lepas tahun depan dan mereka bisa hidup mandiri.

Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, tercatat 219.427 jiwa kategori miskin atau 75 ribu KK.

Stiker merah bertuliskan keluarga miskin itu disertai barcode. Fungsinya, ketika di-scan akan muncul jenis bantuan yang sudah didapatkan keluarga penerima manfaat (KPM).

Jenis bantuan itu terdiri dari PKH, BPNT, BLT BBM, BLT minyak goreng, seragam SD/SMP, dan peralatan modal usaha.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, peralatan modal usaha yang diberikan ke setiap keluarga berbeda-beda.

“Bisa jadi toko kelontong, usaha. Atau wirausaha kita ikutkan program padat karya pembuatan paving dan sebagainya,” kata Eri usai menempelkan stiker secara simbolis di lima rumah warga Kecamatan Gubeng, Rabu (28/12/2022).

Bantuan usaha yang diberikan pemkot itu, lanjut Eri, diharapkan bisa membantu keluarga miskin segera bangkit dan hidup mandiri. Tidak bergantung dengan bantuan sosial Pemerintah Pusat.

“Diberi bantuan perancang atau warungnya. Kalau habis kita kasih modal, untungnya pakai kulakan lagi sambil kita pantau. Kalau untungnya belum bisa muter, kita isi lagi sampai punya tabungan dan kulakan sendiri. Kalau punya suami dan anak-anak sudah lulus belum kerja, ikut program pemkot dan punya penghasilan 5-7 juta. Tahun depan, bisa lepas dari kemiskinan,” paparnya.

Aminah ibu rumah tangga penerima bantuan peralatan modal usaha dan ditempeli stiker keluarga miskin, Rabu (28/12/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Pemasangan stiker menurut Eri sebagai tanda kewajiban pemerintah untuk menghilangkan kemiskinan. Bukan merendahkan warga yang bersangkutan.

“Stiker ini sebagai penanda beban pemerintah menghilangkan kemiskinan. Itu tanggung jawab pemerintah, stiker itu segera harus dilepas. Targetnya setahun,” tambah Eri.

Selain itu, para penerima stiker yang rumahnya tidak layak dan milik sendiri akan langsung didaftarkan program rutilahu untuk diperbaiki.

“Mereka rumah sendiri akan kita adakan rutilahu. Kalau bukan, baru kita pindah ke rusun karena sampai hari ini antrenya rusun 12 ribu. Sudah kita tutup pendaftarannya,” tegasnya.

Sementara bagi yang tidak tertempel stiker tetapi masuk kategori pra miskin, akan tetap diberi bantuan. Tujuannya agar tidak jatuh menjadi miskin.

“Pra miskin akan dapat tetap yang bantuan sekolah, beasiswa, BPJS, termasuk padat karya sampai mereka lepas,” pungkasnya.

Pemasangan seluruh stiker itu ditargetkan selesai akhir tahun 2022.

“Mulai hari ini, lurah-camat yang masang,” katanya.

Anna Fajriatin Kepala Dinsos Kota Surabaya menyebut, angka warga miskin itu juga turun drastis dibanding awal tahun.

“219.427 jiwa atau 75 ribu KK dari sebelumnya awal tahun 2022 1,3 juta. Penurunan itu setelah diberikan intervensi dan checking lagi dengan kriteria atau indikator keluarga miskin,” kata Anna.

Angka itu merupakan keluarga dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Sementara jumlah warga pra miskin menurut Anna lebih sedikit.

“Banyakan yang miskin. Kalau pra miskin (kondisinya) di atasnya sedikit,” tambahnya.

Diketahui, pemkot melakukan simbolis penempelan stiker keluarga miskin di lima rumah Kecamatan Gubeng sebagai awalan untuk wilayah lainnya. (lta/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
28o
Kurs