Selasa, 23 April 2024

BKKBN Sebut Delapan Provinsi Sedang Alami Penuaan Penduduk

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi warga yang mengalami penuaan menjadi lansia. Foto: Pixabay

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak delapan provinsi di Indonesia sedang mengalami penuaan penduduk, dengan prediksi jumlah lansia yang akan terus bertambah setiap tahunnya.

“Tentu jumlah lansia akan meningkat terus dan kalau kita lihat di negara kita, itu nantinya pada tahun 2045 jumlah lansia kita juga sudah akan bertambah,” kata Hasto Wardoyo Kepala BKKBN  dalam Webinar Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera, dan Bermartabat dalam Rangka HLUN ke-26 Tahun 2022, Jumat (17/6/2022) yang dikutip Antara.

Berdasarkan data milik BKKBN, jumlah penduduk lansia yang ada di delapan provinsi itu, yakni DI Yogyakarta (15,52 persen), Jawa Timur (14,53 persen), Jawa Tengah (14,17 persen), Sulawesi Utara (12,74 persen), Bali (12,7 persen), Sulawesi Selatan (11,2 persen), Lampung (10,22 persen), dan Jawa Barat (10,18 persen).

Hasto mengatakan, tingginya jumlah lansia tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan pada angka harapan hidup dan indeks pembangunan manusia di delapan provinsi.

“Walaupun demikian, dibutuhkan upaya-upaya yang mampu mengawal terciptanya lansia tangguh dan berkualitas. Produktivitas lansia harus terus dijaga guna mencegah terjadinya ledakan penduduk non-produktif yang menambah beban negara,” katanya.

Melalui profil lansia di Indonesia, Hasto menyatakan setidaknya hanya 20 persen lansia yang hidup dengan produktif pada usia lanjut, dengan mayoritas memiliki kondisi ekonomi yang miskin, dengan tingkat pendidikan lansia dari kelompok terbawah tercatat sebesar 22,22 persen tidak pernah bersekolah. Sedangkan 39,79 persen tidak menamatkan pendidikan di tingkat SD/sederajat berdasarkan data BPS dan Susenas pada bulan Maret 2019.

Data menyebutkan sebesar 12,98 persen lansia di kelas menengah tidak pernah bersekolah dan 30,39 persen berhasil menamatkan pendidikan SD. Sementara pada lansia kalangan atas hanya 5,06 persen yang tidak bersekolah dengan tamatan SD mencapai 25,37 persen.

Menurut dia, permasalahan lansia kemudian perlu dikritisi, karena memasuki tahun 2035 diperkirakan dari 100 penduduk produktif, setidaknya akan menanggung mendekati 50 penduduk tidak produktif. Tentunya, hal itu akan menyulitkan terbentuknya keluarga yang sejahtera.

“Pada tahun tahun 2035 sampai Indonesia Emas 2045 itu kita akan kebanjiran lansia yang belum tangguh sekali. Mereka adalah lansia yang tabungannya sedikit dan berpendidikan rendah. Jadi kita akan jelas terbebani, oleh karena itu mulai sekarang kita harus memikirkan apa yang harus dipersiapkan,” kata dia.

Untuk menjaga tercapainya Indonesia Emas 2045 dengan penduduk yang berkualitas sesuai permintaan Joko Widodo Presiden, Hasto meminta agar setiap perwakilan daerah meningkatkan program-program kerja yang bisa menjaga kondisi kesehatan lansia, supaya dapat menjadi produktif, tangguh, mandiri, bermartabat sekaligus meningkatkan angka harapan hidup Indonesia. (ant/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
29o
Kurs