Rabu, 24 April 2024

Cegah Penyakit LSD Hewan Ternak, Dinas KPP Surabaya Perketat Pengawasan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi. Pemeriksaan hewan kurban. Foto : Istimewa

Terdeteksinya penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) di Indonesia membuat pengawasan terhadap hewan ternak diperketat.

Antiek Sugiharti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dinas KPP) Surabaya mengatakan, pihaknya tengah melakukan proses sosialisasi dan pendataan penyakit LSD di peternakan.

Sampai sekarang, pihaknya sudah mendatangi 11 kecamatan yang memiliki peternakan terbanyak. Kunjungan ke peternakan tersebut dalam rangka pengawasan dan pencegahan penularan LSD.

Dari hasil kunjungan dan pendataan sementara, Antiek mengatakan belum ditemukan adanya penyakit LSD yang menyerang hewan ternak di Surabaya.

Sekadar diketahui, penyakit LSD disebabkan Virus Pox. Penyakit tersebut menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar.

“Penularan penyakit LSD yang menyerang kulit hewan ternak berupa benjolan. Penyebab penularan bisa lewat kontak kulit, leleran hidung dan mata, air liur dan melalui air susu pada hewan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (13/11/2022).

Kalau terdeteksi ada gejala LSD pada hewan, para peternak bisa menghubungi dokter hewan dari pihak DKPP. Biasanya gejala LSD diawali demam pada hewan dengan suhu 40,5 derajat celcius.

Selain itu, kunjungan di peternakan hewan sekaligus untuk menyelesaikan distribusi vaksinasi booster PMK yang masih kurang 300 dosis di Surabaya.

Pencegahan juga dilakukan pada lini lalu lintas hewan ternak. Semua hewan ternak sebelum masuk ke Surabaya harus menunjukkan surat sehat.

Pemeriksaan ketat berlaku seperti waktu maraknya penyakit virus PMK. Sehingga, kalau ada temuan penyakit LSD bisa terdeteksi asalnya dari mana.

“Kami juga sedang proses menerbitkan Surat Edaran dari Pemkot Surabaya terkait imbauan penanggulangan penyakit LSD,” imbuhnya.

Sementara itu, Sunarno Aristono Kabid Peternakan DKPP Surabaya menjelaskan pengajuan permintaan vaksin LSD oleh Pemprov Jatim sebanyak 300 ribu dosis.

Sedangkan, jumlah ternak di Jatim lebih dari lima juta ekor, dan di Surabaya ada sebanyak 600-an ekor baik sapi perah maupun sapi potong.

Dokter Hewan Sunarno menambahkan, penyebaran penyakit itu bisa melalui kontak secara langsung dan tak langsung hingga melalui nyamuk dan lalat.

Penyakit LSD memiliki sejumlah gejala klinis seperti luka di kulit, kelenjar limfa dan kaki yang membengkak. Namun, tingkat kematian hanya satu persen saja.

“Kami tetap rutin setiap hari berkeliling peternakan untuk melakukan desinfeksi kandang,” tandasnya.(wld/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
26o
Kurs