Senin, 29 April 2024

CPNS Ramai-ramai Mundur, Ekspektasi Hingga Pilihan Kerja yang Lebih Menarik Dinilai Jadi Penyebab

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Pemerintah Kota Surabaya membuka 1.560 formasi untuk lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Foto: Dok. Tes CPNS Pemkot Surabaya

Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat 105 CPNS mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus tes seleksi penerimaan tahun 2021.  Kementerian Perhubungan sebagai instansi dengan jumlah yang mengundurkan diri paling banyak, yakni 11 orang.

Tjahjo Kumolo Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) mengatakan, Pemerintah akan memperketat lagi proses seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), pasca-pengunduran diri ratusan peserta hasil perekrutan 2021.

Hal yang melatarbelakangi ratusan CPNS ramai-ramai mundur ini diduga karena gaji dan tunjangan tidak sesuai dengan ekspektasi.

Fenika Wulani dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya menilai, banyak faktor yang menyebabkan para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang kebanyakan berasal dari generasi muda ini mundur.

“Ketika ada fenomena ini, bisa jadi karena ada perubahan bagaimana milenial dalam melamar pekerjaan. Bisa jadi ketika mereka melalui proses seleksi, mereka melihat pengalaman entah saat tes, wawancara atau ada informasi lain yang tidak sesuai dengan ekspektasi,” kata Fenika saat dihubungi Radio Suara Surabaya, Rabu (1/6/2022).

Hal lainnya, bisa disebabkan karena anak muda saat ini punya lebih banyak kompetensi dan pilihan pekerjaan yang lebih menarik ketimbang menjadi PNS.

“Pengalaman seleksi membuat mereka terbuka, kok sepertinya ada yang gak cocok ya seperti perihal gaji, penempatan dan lainnya. Saya punya pilihan lain yang lebih baik,” ujarnya.

Tidak menutup kemungkinan budaya kolektivitas yang cukup kuat di Indonesia membuat fenomena ini bisa terjadi.

“Kemungkinan lain karena melamamarnya bareng sama temen-temennya, kemudian ada yang gak jadi. Kita kan budaya kolektivitas masih besar, itu kemungkinannya,” jelasnya.

Menurut Fenika seharusnya dalam proses perekrutan dan seleksi baik pihak pelamar maupun instansi saling melihat dan mengamati satu sama lain agar hal-hal ini tidak terjadi ke depannya.

Pelamar perlu melihat dan menggali lebih dalam tentang perusahaan yang dituju terutama saat proses wawancara.

“Dan dari pihak pemerintah perlu memahami bahwa ketika proses wawancara perlu ada saringan khusus bahwa orang tersebut benar-benar ingin jadi PNS agar ke depannya hal ini tidak terjadi,” terangnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
31o
Kurs