Selasa, 30 April 2024

Diikuti 65.945 Pelajar di 10 Lokasi, Tari Remo Massal Resmi Pecahkan Rekor MURI

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Para pelajar peserta tari Remo massal di Jembatan Suroboyo, Minggu (18/12/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Gelaran Tari Remo massal di Surabaya yang diikuti 65.945 pelajar SD/SMP secara serentak di 10 lokasi berbeda, resmi memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Minggu (18/12/2022) pagi, dengan kategori superlatif.

Jusuf Ngadri Direktur Operasional MURI hadir pada momen pencatatan sekaligus penyerahan penghargaan kepada Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, di Jembatan Suroboyo, lokasi pusat gelaran Tari Remo Massal.

“Ini rekor nomor 10.372 kalau saya tidak salah, kategori superlatif. Tari Remo secara serentak di situs sejarah dan jembatan terbanyak. Pesertanya 65.945,” ujar Jusuf Ngadri kepada awak media, fi lokasi acara.

Usai memberi penghargaan, Jusuf berharap Tari Remo bisa tetap lestari di Surabaya, terutama di kalangan para pelajar.

“Harapan kami tentu tidak berhenti sampai sini, terus berkembang Tari Remo sebagai warisan seni budaya tradisional Arek-arek Suroboyo terus berkembang untuk membentengi budaya asing yang masuk,” paparnya.

Jusuf Ngadri Direktur Operasional MURI saat menyerahkan penghargaan tari Remo massal kepada Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya dan Armuji Wakil Wali Kota Surabaya, Minggu (18/12/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Senada dengan MURI, Eri Cahyadi menyebut penghargaan bukan yang utama. Melalui Tari Remo, dia berharap para pelajar bisa menghayati jiwa seorang pahlawan.

“Jangan sampai anak cucu kita lupa kekuatan sejarah Kota Surabaya. Tari Remo ini menunjukkan jiwa seorang pahlawan melawan penjajah,” ujarnya saat sambutan.

“Karena hari ini budaya luar negeri sudah masuk di Surabaya, saya berharap dengan Tari Remo maka seluruh Arek Suroboyo memiliki pribadi kuat yang tidak mudah terpengaruh dari luar negeri. Bukan maksud kita memecahkan rekor MURI, tapi lebih ke hati kita, Arek Suroboyo bisa menjaga budayanya. Tidak terpengaruh budaya luar,” sambungnya.

Selain itu, Eri turut berharap kepribadian yang kuat bisa menuntun generasi penerus agar terhindar dari perilaku-perilaku buruk mulai dari konsumsi minuman keras hingga tawuran.

“Maka tidak akan ada miras, knalpot brong-brongan, tawuran. Ini tugas kita bersama sebagai pemerintah, orang tua, dan stakeholder yang ada. Kita tunjukkan Surabaya punya pribadi yang kuat dan hari ini ditunjukkan di Kota Surabaya,” pungkasnya.

Diketahui, Tari Kolosal Remo Gagrak Anyar Gaya Suroboyoan digelar tersebar di 10 titik. Terdiri dari Jembatan Suroboyo, Taman dalam Tugu Pahlawan, Jembatan Merah, Jalan Tunjungan, Taman Apsari, Alun-Alun Surabaya, halaman Balai Kota Surabaya, Jembatan Sawunggaling, Taman Bungkul, dan Taman Mundu Gelora 10 November.(lta/dfn/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
32o
Kurs