Kamis, 25 April 2024

Jemaah Lansia dan Komorbid Harus Dibadalkan Saat Lontar Jumrah

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Jamaah calon haji melaksanakan shalat sunah sebelum berniat umrah sunah di Masjid Aisha, Tan'im di Mekkah, Minggu (26/6/2022) Foto: MCH2022

Budi Sylvana Kepala Pusat Kesehatan Haji mengatakan, jemaah lansia dan komorbid harus dibadalkan saat lontar jumrah, sehingga kesehatan mereka tetap terjaga.

“Lempar jumrah bagi jemaah lansia dan memiliki komorbid untuk dibadalkan saja,” kata Budi, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (10/7/2022).

Menurut Budi, faktor kelelahan disinyalir menjadi pemicu pada jemaah lansia dan memiliki komorbid, terutama pada jemaah yang memiliki penyakit jantung. Dengan dilaksanakannya badal lontar, maka kesehatan jemaah akan tetap terjaga khususnya di fase puncak di Arafah, Muzdhalifah dan Mina (Armuzna) .

“Dari kemarin sampai hari ini saja ada enam jemaah kita yang meninggal disebabkan kelelahan dan dehidrasi yang menyebabkan penyakit jantung lebih berat,” kata Budi seperti dilaporkan Antara.

Mayoritas jemaah haji sakit yang mendapatkan perawatan di Pos Kesehatan Mina juga didominasi oleh faktor kelelahan dan dehidrasi. Sementara jumlah yang dirawat sebanyak 62 orang.

Ia meminta agar berbagai pihak penyelenggara haji bekerja sama untuk memastikan kesehatan jemaah tetap terjaga. Mengingat di fase critical period banyak jemaah lansia dan komorbid tumbang saat melaksanakan lontar jumrah karena kelelahan.

“Kita mengharapkan kerja sama semua pihak, dari para KBIH, ketua kloter, ketua regu, dan teman-teman PPIH di lapangan agar terus mengedukasi jemaahnya untuk tidak berlebihan, lempar jumrah bagi jemaah lansia dan memiliki komorbid untuk dibadalkan saja,” kata Budi pula.

Kemudian, bagi jemaah haji yang fisiknya kurang sehat, Hilman juga meminta jemaah tidak memaksakan diri untuk melontar jumrah.

“Kepada jemaah, saya tetap ingin memberikan semangat untuk menyempurnakan prosesi haji ini, tidak semua punya kondisi fisik yang sama, tapi saya kira semangatnya sama-sama besar ini yang kita dukung,” kata Hilman, di Jamarat, Arab Saudi, Sabtu.

Badal merupakan alternatif bagi jemaah yang tidak sanggup melakukan proses tertentu sebagaimana tuntunan syariat, maka proses yang bisa dibadalkan sebaiknya dibadalkan, kata Hilman.

Misalnya bagi jemaah yang kakinya sakit. Namun, ia berharap semua jemaah haji Indonesia bisa melakukannya lontar jumrah secara mandiri terlebih lagi kondisi Jamarat yang relatif sepi.

“Mumpung situasi lengang, terkondisi jadi saya berharap kita dorong jemaah dengan semangat bersama,” katanya pula.

Ia memastikan tenaga pembadal haji sudah siap, dan dari Kemenag khususnya di Dirjen PHU sudah banyak yang disiagakan.

Bahkan sejak pelaksanaan wukuf di Arafah juga untuk proses ke Muzdhalifah sudah disiapkan tenaga pembadal haji, baik untuk jemaah yang meninggal, bahkan ada yang untuk mengganti satu anggota haji tahun 2019 yang sempat tidak terlaksana badalnya.

“Insya Allah tertunaikan,” ujar Hilman seraya mendoakan kepuasan jemaah banyak dan sanggup melaksanakan proses ibadah haji sampai selesai.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
28o
Kurs