Sabtu, 27 April 2024

Khofifah Optimis Bendungan Semantok Meningkatkan Kekuatan Pertanian Jawa Timur

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Joko Widodo Presiden waktu memberi sambutan di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (20/12/2022). Foto: Humas Pemprov Jatim.

Bendungan Semantok yang mulai dibangun sejak tahun 2017 baru saja diresmikan Joko Widodo Presiden pada, Selasa (20/12/2022). Bendungan tersebut berlokasi di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.

Peresmian itu ditandai secara simbolis dengan pemutaran kincir mesin air, lalu dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Jokowi didampingi Ibu Negara, Menteri PUPR RI, Menteri Sekretaris Negara, Gubernur Jatim dan Plt. Bupati Nganjuk.

Usai peresmian, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur optimistis bahwa bendungan ini bisa membawa kesejahteraan bagi warga Nganjuk. Dia juga optimis bendungan ini akan meningkatkan produktivitas pertanian di Jawa Timur.

“Kami warga Jawa Timur menyambut bangga kehadiran Bendungan Semantok ini. Kami optimis bendungan Semantok akan menjadi kekuatan bagi Jatim, sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia,” ucap Khofifah.

Sekedar diketahui, Bendungan Semantok ini memiliki kapasitas tampungan air 32,67 juta meter persegi, dengan luas genangan 365 Ha dan menghabiskan total biaya senilai Rp2,5 triliun. Bendungan ini akan membawa manfaat sebagai sumber irigasi bagi 1.900 Ha.

Keberadaan Bendungan Semanthok menambah keberadaan bendungan lain di seluruh Jawa Timur. Yang mana sejak 2014 hingga 2022 Pemprov Jatim telah membangun delapan bendungan.

Delapan bendungan tersebut antara lain Bendungan Nipah (Sampang), Bendungan Bajul Mati (Situbondo), Bendungan Tukul (Pacitan), Bendungan Gongseng (Bojonegoro), Bendungan Tugu (Trenggalek), Bendungan Semantok (Nganjuk) dan Bendungan Bagong (Trenggalek) yang masih berlangsung proses pembangunannya.

“Keberadaan delapan bendungan dapat mengairi 21.662 Ha sawah di tujuh kabupaten yang ada. Sehingga memberikan kekuatan bagi Jawa Timur sebagai provinsi produsen padi terbesar di Indonesia,” kata Khofifah.

Sebagaimana diketahui Jatim produsen padi terbesar nasional. Dimana pada tahun 2020 sesuai data BPS tercatat Produksi Padi sebesar 9,89 Juta Ton, selama Tahun 2021 sebesar 9,789 Juta Ton Gabah Kering Giling.

Khofifah melanjutkan, keberadaan bendungan ini juga difungsikan sebagai sarana irigasi dan reduksi banjir, juga memiliki fungsi sebagai tempat pariwisata dan konservasi. Gubernur Jatim itu mengeklaim keberadaan bendungan mampu mereduksi banjir hingga 63 persen.

“Sungguh sebuah penguatan yang sangat siginifikan bagi infrastruktur air di Jawa Timur,” katanya

Usai meresmikan Bendungan Semantok, Gubernur Jatim langsung mendampingi Jokowi beserta Ibu Negara meninjau fasilitas bendungan. Tak ketinggalan, Ia juga berdialog bersama petani yang sengaja dihadirkan.

Sementara itu, dalam sambutannya Jokowi Presiden mengatakan bahwa hal paling penting dalam seluruh sektor kehidupan masyarakat adalah ketersediaan air. Air menjadi kebutuhan vital pada banyak sektor, seperti listrik, irigasi pertanian dan pariwisata.

“Bendungan semantok ini adalah bendungan ke-30 yang telah diresmikan dari total target 50-60an bendungan yang akan diresmikan pada 2024,” ungkap Jokowi.

Jokowi mengatakan dengan semakin banyak bendungan yang diresmikan dan mulai beroperasi, maka harapannya produksi pertanian akan semakin baik dan kesejahteraan petani meningkat.

Sebagai informasi, suplai air irigasi dari bendungan ini melalui dua rumah katup yakni utama dan Ngomben. Katup Utama menyuplai air irigasi ke Rejoso Kiri (Akan dibangun tahun 2024), Rejoso Kanan, Margomulyo, Jati, Jatirejo dan Janeng.

Sedangkan Katup Ngomben memiliki daerah intake Ngomben dan Suplesi Widas Utara (akan direhabilitasi 2023). Serta Bendungan ini pada tahun 2024 mampu menyediakan layanan kebutuhan air baku sebesar 312 liter/detik ke 3 Kecamatan (Rejoso, Nganjuk dan Gondang) untuk 61.644 jiwa.

Selain itu, bendungan ini juga memiliki fungsi reduksi banjir sebesar 137 meter kubik per detik pada wilayah hilir yang dialiri Sungai Semantok saat musim hujan. Reduksi debit banjir kala ulang 100 tahun sebesar 63,1 persen dengan Pola Operasi Waduk (POW) diturunkan muka air normal (+90.14) sebesar I,0 milliar.

“Inilah yang kita harapkan, bahwa daerah yang dibawah mampu mendapatkan fasilitas pengairan (irigasi) yang menunjang produktivitas pertanian. Jadi yang biasa panen sekali bisa panen dua kali,” ujar Jokowi.(wld/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
27o
Kurs