Jumat, 19 April 2024

Menimbang Perlu Tidaknya Study Tour Buat Siswa

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Para siswa SMKN 5 Jember saat belajar cara kerja di ruang gatekeeper Suara Surabaya dalam rangka Study Tour luar kota, Jumat (25/3/2022). Foto: Tim Redaksi Suarasurabaya.net

Pelaksanaan study tour (karya wisata) yang dilakukan sekolah di dalam maupun luar kota, masih menjadi perbincangan hangat. Bisa dilakukan atau tidak?,  mengingat penyelenggaraannya sempat terhenti selama dua tahun terakhir gara-gara pandemi Covid-19.

Terkait urgensi pelaksanaannya, Mohammad Iqbal seorang Praktisi Pendidikan yang juga Dosen Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) pada Radio Suara Surabaya, Kamis (2/6/2022) pagi mengatakan, study tour saat ini perlu segera dilaksanakan untuk me-refresh pengalaman mendasar para murid.

“Study Tour ini penting karena anak-anak bisa punya pengalaman bertemu narasumber secara langsung, bahkan bisa melihat bukti-bukti fisik pembelajaran secara langsung,” jelasnya.

Jika kondisi Pandemi Covid-19 dirasa sudah membaik, kata Iqbal, Study Tour bisa dilakukan dengan beberapa pertimbangan/regulasi seperti penerapan protokol kesehatan dan sebagainya.

Sementara untuk pelaksanaannya perlu memperhatikan beberapa aspek, seperti faktor cuaca, dan keamanan.

“Kalau di luar pasti ada agenda outbond (kegiatan luar ruangan), camping dan sebagainya di sini perlu untuk memperhatikan kondisi cuaca. Untuk Surabaya, juga bagus sih, lokasi tujuannya banyak, ada lokasi bersejarah seperti Tugu Pahlawan,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut dia, tempat seperti mall maupun perusahaan juga sejatinya bisa dijadikan sebagai lokasi tujuan study tour. Murid bisa mengenal pola perdagangan, konsep penjualan, brand, dan sebagainya.

Terkait rekomendasi pelaksanaan Study Tour, Dosen Psikologi Ubaya ini mengatakan,  untuk Sekolah tingkat TK maupun SD disarankan dilakukan di dalam kota. Sedangkan untuk tingkat SMP, bisa dilakukan di luar kota. Semua disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya ingin mengajarkan kultur suatu daerah maka tujuannya bisa ke desa wisata.

“Untuk SMA/SMK bisa dilakukan sesuai kurikulum dan kebutuhan masing-masing juga, bebas mau di dalam dan luar kota,” ucapnya.


Study Tour di Dalam atau di Luar Kota 

Sebelumnya, selama pandemi Covid-19, study tour belum boleh diadakan dan digantikan dengan kegiatan dengan manfaat yang sama. Namun, seiring banyaknya sekolah yang saat ini sudah diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, aturan study tour juga mengalami penyesuaian.

Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Surabaya sebelumnya pada Suara Surabaya, Rabu (1/6/2022) kemarin menyampaikan, pada dasarnya aturan mengenai study tour akan diserahkan ke masing-masing sekolah. Akan tetapi, karena kondisi yang masih belum menentu, diimbau untuk dilaksanakan di dalam kota saja.

“Saya setuju jika dilaksanakan di luar kota, tapi sebisa mungkin harus ada pembatasannya. Kalau bisa jangan sampai keluar dari Jawa Timur dulu,” ungkap Ari Seno pendengar SS dalam program Wawasan Suara Surabaya.

“Bisa dua-duanya, lihat tujuannya terlebih dahulu baru ditentukan destinasinya di dalam atau luar kota. Kita ini kan kurikulum pendidikannya saat ini sudah masuk merdeka belajar,” ujar Budi Wardhani pendengar SS.

“Luar kota ataupun sebaliknya boleh-boleh saja. Anak saya dua bulan lalu Study Tour ke rumahnya orang, tidak boleh pakai HP selama satu minggu mengikuti keluarga yang ada disitu. Modelnya jadi seperti KKN padahal baru kelas 11, dia bisa enjoy dan diajak bercocok tanam. Sangat edukatif,” papar Hanafi pendengar SS. (bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs