Jumat, 29 Maret 2024

Pandangan Guru Besar dan Tokoh Kenapa Dokter Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
dokter-seoharto-dokter-pribadi-bung-karno Dokter R Soeharto, dokter pribadi Ir Soekarno Presiden pertama RI. Foto: repro oleh historia.id

Sidarto Danusubroto anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) mengatakan dr R Soeharto banyak membantu Soekarno (Bung Karno) dalam menjaga kesehatan. Tak hanya itu, dr R Soeharto juga merupakan orang kepercayaan dan sering menjalankan tugas rahasia Bung Karno.

Sidarto menyampaikan dr Soeharto juga ikut menggalang dana setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Karena itu, dr Soeharto yang merupakan pendiri BNI layak menjadi pahlawan nasional.

“Saya kebetulan adalah ajudan Presiden Soekarno pasca-Super Semar. Apa yang saya dengar dari Bung Karno saat beliau ditahan di Wisma Yaso, saya dengar sendiri dari Bung Karno bahwa dr Soeharto adalah salah satu kepercayaannya selama sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan,” kata Sidarto dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid, Selasa (22/2/2022).

Sidarto menjelaskan, tidak bisa dibayangkan seandainya tidak ada sosok dr Soeharto di samping Bung Karno. Jelang kemerdekaan, penyakit malaria cukup populer. Mantan Ketua MPR RI itu mengatakan, dirinya pernah menderita malaria dan merasakan sakit yang begitu kuat. Penyakit itu juga dialami oleh Bung Karno.

“Bung Karno demam malaria. Seorang Bung Karno terkuras tenaganya sebelum Proklamasi harus dibantu oleh seorang dr Soeharto untuk bisa paginya membaca Teks Proklamasi yang kita kenang sampai sekarang” jelas dia.

Prof Dorodjatun Kuntjorojakti Guru Besar dan mantan Dekan FEUI menilai naskah akademik pengusulan dr Soeharto sebagai pahlawan nasional disusun dengan baik. Setelah membaca naskah akademik itu, Dorodjatun juga menemukan peran penting dr Soeharto yang menjadi orang kepercayaan Bung Karno.

“Berkali-kali kalau saya lihat, Bung Karno dan Bung Hatta itu kembali lagi, kembali lagi kepada tokoh yang namanya dokter Soeharto. Oleh karena saya perhatikan, apa pun tugas yang diberikan kepada beliau, tidak pernah ngeluh, dilaksanakan. Dilaksanakan dengan baik. Bayangkan, ketika saya membaca apa yang harus beliau lakukan di Adminsitrasi Militer Pusat  itu, mengatur BKR dan Laskar yang ribuan, yang susah dikendalikan itu, di Yogya, di situ ada Panglima Sudirman, ada tokoh-tokoh seperti Oerip Soemohardjo, jenderal seperti Nasution, Simatupang, tetapi pada akhirnya administator ini, saya baca, sangat menentukan. Pantas beliau ini dibawa terus oleh Bung Karno,” kata dia.

Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah menceritakan, setelah dirinya menerima perwakilan keluarga dokter Soeharto dan dipaparkan sepak terjang dan perjuangannya selama hidup, sangat bisa disimpulkan bahwa pendiri Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu layak mendapat gelar pahlawan nasional.

Ganjar mengatakan, tinggal persyaratan administrasi saja yang perlu dipenuhi untuk mewujudkannya. “Dia tentara, pernah jadi menteri. Talenta beliau luar biasa. Mudah-mudahan seminar ini makin bisa mengungkap ceritanya. Beliau sangat layak, perannya luar biasa, tidak diragukan lagi,” kata Ganjar.

Dalam kesempatan yang sama, Murhardjani Direktur Bidang Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan, Restorasi Sosial Kemensos memaparkan prosedur dan mekanisme pengusulan calon pahlawan nasional.

Dia mengapresiasi keluarga dokter Soeharto yang telah dengan baik mempersiapkan berbagai dokumen pendukung untuk pemenuhan persyaratan administrasi termasuk proses yang sedang berlangsung di Kantor Dinas Sosial dan Kantor Pemprov Jawa Tengah.

“Semoga usulan nanti bisa memenuhi syarat termasuk berbagai dokumen perjuangan dan beliau sosok yang layak mendapat gelar pahlawan nasional,” ucapnya.

Muhardjani menceritakan batas akhir penerimaan usul  pemberian gelar nasional pada akhir Maret 2022. Sampe saat ini Indonesia memiliki pahlawan nasional sejumlah 195 dari berbagai provinsi dan hanya Provinsi Kaltara yang belum terwakili.

Sementara itu, Prof Djoko Suryo Guru Besar Ilmu Sejarah UGM mengatakan dr Soeharto merupakan saksi sekaligus pelaku sejarah. Djoko juga menganggap jasa-jasa dr Soeharto sangat besar bagi Indonesia.

Di sisi lain, selama para narasumber memaparkan materi, Djoko mendengar sebuah kisah yang sangat penting, terutama bagi penyusunan sejarah Indonesia sebagai bangsa yang besar.

“Uraian pengungkapan data dr Soeharto ini telah bisa melengkapi dan menyempurnakan sejarah Indonesia yang selama ini dalam penyusunannya belum sempurna” jelas dia.(faz/den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs