Kamis, 18 April 2024

Pengukuhan Guru Besar, Komitmen Peningkatan Mutu dan Kualitas Pembelajaran di Kampus

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Achmad Jazidie Rektor Unusa (baju batik) bersama para Guru Besar baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Humas Unusa

Dalam upaya memenuhi nisbah dosen dan mahasiswa serta meningkatkan proses pembelajaran, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengukuhkan tiga guru besar ber-NIDK. Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) adalah nomor induk yang diterbitkan oleh Kementerian untuk dosen yang diangkat perguruan tinggi berdasarkan perjanjian kerja.

Tiga guru besar tersebut masing-masing Prof. Suprapto Guru Besar Bidang Patologi Klinik pada Fakultas Kesehatan; Prof Muslimin Ibrahim Guru Besar Bidang Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; dan Prof. Siti Maghfirotun Amin Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika juga pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Pengukuhan ini, kata Prof Achmad Jazidie Rektor Unusa, merupakan kado awal tahun 2022. Kini Unusa memiliki empat guru besar tetap, satu guru besar ber-NIDN dan tiga guru besar ber-NIDK.

“Pengukuhan beliau-beliau untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus untuk mempersiapkan reakreditasi beberapa program studi yang direncanakan pada tahun 2022,” kata Achmad Jazidie, Kamis (6/1/2022).

Jazidie berharap, pengukuhan tiga guru besar ini akan mebawa atmosfir akademik lebih baik lagi bagi Unusa dalam menapaki tahun 2022. “Pengukuhan ini diharapkan dapat berdampak pada penilaian, pemeringkatan, dan juga reputasi Unusa, baik di level nasional maupun internasional,” kata Jazidie.

Jazidie menambahkan, Prof Maat tercatat sebagai penemu obat Stimuno yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh dan PSIDII bermanfaat untuk mempercepat peningkatan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah.

Prof. Maat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Patologi Klinik pada Fakultas Kesehatan Unusa.

“Setelah memasuki usia pensiun di FK Unair. Kini beliau memilih Unusa tempat berlabuh dan mengabdikan ilmu yang telah digelutinya selama ini. Di Unusa Prof. Maat tercatat sebagai guru besar kedua di Unusa,” ungkap Jazidie.

Sementara dua guru besar lainnya, yakni Prof. Muslimin dan Prof. Amin juga guru besar yang telah memasuki usia pensiun di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan juga memilih bergabung ke Unusa.

“Prof. Amin dikukuhkan kembali menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Prof Muslimin dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Biologi juga pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,” pungkas Jazidie.

Sementara itu Universitas Surabaya (Ubaya) beberapa waktu lalu juga menggelar Rapat Terbuka Senat Universitas Surabaya dengan Acara Tunggal Pengukuhan Profesor kepada Prof. Markus Hartono dan Prof. Restu Kartiko Widi. Keduanya berasal dari Fakultas Teknik Ubaya.

Benny Lianto Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) menyampaikan jika komitmen Ubaya sangat tinggi untuk melakukan lompatan dalam bidang sumber daya manusia (SDM). Hal tersebut diwujudkan dengan dukungan Ubaya yang mendorong dan mempercepat serta memfasilitasi para dosen dalam mencapai level profesionalitas tertingginya.

“Bertambahnya Guru Besar tentu akan semakin memperkokoh komitmen mutu dan reputasi akademik Ubaya. Gelar sebagai profesor hendaknya tidak membuat jati diri berubah. Tetap rendah hati dan tetap terus berkarya serta bermanfaat bagi masyarakat,” pesan Benny Lianto pada kedua Guru Besar ke 11 dan ke 12 di Ubaya tersebut. (tok/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
33o
Kurs