Jumat, 3 Mei 2024

Perpusnas Nilai Surabaya Barometer Kota Literasi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Kegiatan Duta Baca Literasi di komplek Balai Pemuda Kota Surabaya, Selasa (1/11/2022). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Adin Bondar Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas RI menilai, Kota Surabaya layak disebut sebagai barometer kota literasi di Indonesia.

Penyebutan itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, Kota Surabaya memiliki infrastruktur yang memadai dengan kolaborasi antara pemerintah bersama dunia usaha, dan seluruh elemen masyarakat.

“Saya pikir Kota Surabaya adalah salah satu kota literasi dan sangat layak menjadi barometer di Indonesia. Ini sangat luar biasa, bahkan Perpusnas mendukung langkah Pemkot Surabaya yang menyediakan layanan dan tenaga perpustakaan sampai di kantor kelurahan dan kecamatan,” kata Adin saat menghadiri Kegiatan Duta Baca Literasi di komplek Balai Pemuda Kota Surabaya, Selasa (1/11/2022).

Adin menjelaskan, upaya memperbanyak kegiatan dan program yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya merupakan keterlibatan pemerintah daerah untuk memiliki political will yang baik terhadap pengembangan budaya baca dan literasi.

Sebab, pemerintah meletakkan dasar kuat bahwa budaya literasi, khususnya kegemaran membaca menjadi sangat esensial dan fundamental dalam meningkatkan SDM di Indonesia.

“Karena penguatan budaya literasi menjadi kegiatan prioritas nasional. Rencana aksi yang dilakukan adalah bagaimana melibatkan para influencer atau role model Duta Baca Indonesia, Duta Baca Daerah, Bunda Literasi, Penggiat Literasi untuk memberikan bimbingan, pelatihan atau advokasi kepada masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, M. Afghani Wardhana, Staf Ahli Walikota Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kota Surabaya berjanji, Pemkot Surabaya terus melakukan inovasi, koordinasi, dan kolaborasi, demi meningkatkan budaya literasi di masyarakat.

Di antaranya, menyediakan layanan perpustakaan yang berkualitas di berbagai titik, juga program yang menunjang literasi masyarakat.

“Menyediakan titik-titik layanan baca yang tersebar di berbagai fasilitas umum. Seperti, perpustakaan umum, sekolah, Balai RW, kantor kelurahan, kantor kecamatan, rumah susun, instansi, terminal, rumah sakit, dan taman kota,” kata Afghani.

Menurutnya, predikat barometer kota literasi itu adalah tantangan yang membutuhkan peran penggiat literasi dan seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi mensukseskan program peningkatan literasi.

“Pemkot telah merespon Kota Surabaya yang dinilai layak menjadi barometer kota literasi menjadi sebuah tantangan. Sebetulnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah lama bergerak meningkatkan budaya literasi melalui berbagai fasilitas layanan baca untuk mendorong minat baca masyarakat,” ujarnya. (lta/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
29o
Kurs