Jumat, 3 Mei 2024

Pustakawan Diminta Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando saat memberikan sambutan pada kegiatan Orasi Ilmiah Pustakawan Ahli Utama di Perpusnas RI, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Foto: Antara

Muhammad Syarif Bando, Kepala Perpustakaan Nasional (Kapusnas) meminta pustakawan di seluruh Indonesia bersama-sama membantu meningkatkan kualitas literasi serta harkat dan martabat hidup masyarakat.

“Pustakawan yang eksistensinya telah diakui oleh pemerintah dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas serta harkat dan martabat hidup masyarakat,” tutur Syarif, saat memberikan sambutan pada kegiatan Orasi Ilmiah Pustakawan Ahli Utama yang berlangsung secara hibrida di Perpusnas, Selasa (11/10/2022).

Ia mengatakan pustakawan dewasa ini harus mampu lebih fokus untuk meyakinkan seluruh pemangku kepentingan akan keberadaan perpustakaan dalam kehidupan mereka. Pasalnya, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara implementasi dengan ilmu yang didapat oleh masyarakat saat mengenyam pendidikan formal.

Menurutnya, program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang digaungkan oleh Perpusnas sangat berperan untuk mengubah hidup masyarakat menjadi lebih baik.

Dia menegaskan perpustakaan secara nyata berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui pembekalan kemampuan untuk membangun usaha kepada masyarakat.

“Yang terpenting adalah bagaimana cara kita bisa mengubah bangsa kita menjadi bangsa yang besar dengan mangimplementasikan 70 persen transfer knowledge kepada masyarakat,” ujar Kapusnas, seperti dilansir Antara.

Pada kegiatan orasi ilmiah ini, Kapusnas mengukuhkan lima Pustakawan Ahli Utama yakni Kamaludin dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Hartono dari Perpusnas, Luh Putu Haryani dari Sekretariat Daerah Bali, Supratomo dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Timur (Dispusip Jawa Timur), dan Mariana Ginting dari Perpusnas.

Mariana Ginting, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas mengatakan penetrasi teknologi digital membuat timbulnya pergeseran kebiasaan membaca buku dalam orasi ilmiahnya.

Sebagai informasi, kini para pembaca dimudahkan untuk mendapatkan informasi melalui gawai yang mereka miliki.

Seiring dengan penetrasi teknologi digital, penerbit juga dihadapkan dengan tuntutan baru untuk dapat beralih menggunakan platform digital dalam upaya meningkatkan penjualan bukunya.

“Tidak hanya buku tercetak, penerbit harus mampu menjual buku berformat digital,” pungkasnya. (ant/rum/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
32o
Kurs