Jumat, 3 Mei 2024

Dokter Jelaskan Perbedaan Gejala Cacar Monyet dengan Cacar Air, dan Campak

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Cacar monyet. Foto: Istimewa

Dokter (dr.) Ni Luh Putu Pitawati praktisi kesehatan spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika menjelaskan perbedaan gejala penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak.

Menurutnya gejala cacar monyet antara lain berupa demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, serta ruam setelah satu sampai tiga hari.

“Pada cacar air, demam hingga 39 derajat celcius dengan ruam setelah nol sampai dua hari. Sedangkan campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat celcius dengan ruam setelah dua sampai empat hari,” ujarnya dalam seminar mengenai pencegahan cacar monyet di Jakarta, Minggu (22/10/2023) seperti dilansir Antara.

Selain itu, lanjut Putu, jenis ruam gejala cacar monyet, cacar air, dan campak berbeda.

Pada cacar monyet, ruam yang muncul bisa berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm) dan papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm), vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka lepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).

Cacar monyet juga menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama), maupun fase erupsi (1-3 hari setelah timbul demam).

Sedangkan pada cacar air, dia menyebutkan, ruam hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase. “Kemudian, pada campak, jenis ruam merupakan ruam non-vesikel di berbagai fase,” ujarnya.

Putu juga mengemukakan adanya perbedaan yang signifikan pada perkembangan ruam akibat cacar monyet, cacar air, dan campak.

Pada penderita cacar monyet, perkembangan ruam terjadi secara lambat yakni 3-4 minggu. Sedangkan pada penderita cacar air dan campak, perkembangan ruam terhitung cepat, terjadi dalam hitungan hari.

Dia mengatakan bahwa ketiga penyakit itu pun menimbulkan distribusi ruam yang berbeda. Pada cacar monyet, distribusi ruam berawal dari kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, serta muncul pula pada telapak tangan dan kaki.

Adapun pada cacar air, ia melanjutkan, distribusi ruam dimulai dari kepala, padat di tubuh, dan tidak muncul pada telapak tangan dan kaki.

“Pada penyakit campak, distribusi ruam dimulai di kepala dan menyebar ke bawah dan dapat mencapai tangan dan kaki,” ujarnya.

Ia memaparkan penampakan khas dari masing-masing penyakit. Cacar monyet memiliki penampakan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), cacar air memiliki ruam yang gatal, serta campak memiliki koplik spots, bintik putih yang muncul pada area mulut.

Secara terpisah, Ngabila Salama Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan mengatakan, bahwa pemerintah telah melakukan tata laksana penanganan cacar monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebaran virus cacar monyet.

“Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), dan respond (tanggap) untuk cegah wabah,” ujarnya.

Ngabila mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit cacar monyet, termasuk di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai aktivitas.

Kemudian menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala. (ant/and/bil/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
29o
Kurs