Jumat, 26 April 2024

Indeks Kerukunan Umat Beragama Jatim Tertinggi Se-Pulau Jawa

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Sri Sultan Hamengkubowono X Gunernur D.I.Y (kiri) bersama Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim (kanan), Sabtu (14/1/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim

Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat indeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Timur (KUB Jatim) pada tahun 2021 menembus angka 77,8 persen. Capaian itu menempatkan Jatim ada di urutan pertama se-Pulau Jawa.

Bahkan, angka yang diraih Jatim itu tercatat lebih tinggi dari rata-rata capaian KUB nasional yang berada di angka 72,9 persen.

Masih dari data yang sama, posisi kedua ditempati Provinsi D.I Yogyakarta dengan 77,1 persen, Jawa Tengah 77 persen, Jawa Barat 72,7 persen, DKI Jakarta 72,2 persen dan Banten 69,6 persen.

Atas raihan itu pun, Jatim terpilih menjadi tuan rumah Dialog Kebangsaan bertajuk ‘Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa’ yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menjelaskan kalau capaian KUB itu bisa diraih, sebab nilai toleransi telah tertanam di tengah perbedaan antar masyarakat Jatim.

“Oleh karena itu saya selalu pesan, Jatim tidak boleh batuk. Kalau sampai batuk, droppletnya bisa sampai ke Ibukota. Sehingga saling tafahum (memahami) antara satu dengan yang lain adalah bagian yang harus kita ihtiarkan bersama,” kata Khofifah, Sabtu (14/1/2023).

Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X Gubernur D.I.Y sebagai narasumber pada diskusi panel Dialog Kebangsaan menegaskan dalam Pancasila terkandung Bhineka Tunggal Ika yang dijamin oleh konstitusi.

Kata dia, apabila ada permasalahan di tengah masyarakat perlu diingat bahwa sesama anak bangsa, harus saling menghargai karena kemajemukan itu sudah luluh dalam Kebhinekaan.

Dirinya mengingatkan jika tantangan bangsa Indonesia di masa depan sangat luar biasa. Sehingga, diperlukan pemimpin sekaligus generasi yang bisa menatap tegas ke depan, tanpa menoleh ke belakang.

“Harapan saya jangan hanya mengatakan Bhineka Tunggal Ika adalah lambang negara, tetapi harus kita aplikasikan menjadi strategi integrasi bangsa. Itulah pilihan kita untuk berbangsa dan bernegara,” tegasnya. (wld/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs