Rabu, 15 Mei 2024

Indonesia dan Jepang Perbarui Perjanjian Kerja Sama Riset

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Laksana Tri Handoko Kepala BRIN (kedua kiri) dan Ahmad Najib Burhani Kepala Organisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN (kiri) berpose bersama delegasi ASEAN dan Jepang dalam simposium internasional bertajuk 'Mobility between ASEAN and Japan: Its Future and How We Shape It' di Auditorium BRIN, Gedung B.J Habibie, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023). Foto: Antara

Pemerintah Indonesia memperbarui kerja sama riset dengan Jepang dalam fokus bidang mobilitas, keanekaragaman hayati, dan manufaktur, untuk meningkatkan kapasitas periset kedua negara dalam memahami berbagai isu serta persoalan terkini.

“Kerja sama mobilitas dalam arti mengirimkan pelajar maupun periset ke sana dan mengundang para profesor serta periset Jepang ke Indonesia untuk memperkuat ekosistem,” kata Ahmad Najib Burhani Kepala Organisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN dilansir Antara pada Selasa (25/7/2023).

Pada 25-26 Juli 2023, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Japan Foundation mengadakan simposium internasional yang membahas 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.

Sejauh ini Indonesia mempunyai banyak kajian tentang ASEAN yang telah berlangsung sejak organisasi tersebut berdiri tahun 1967, sedangkan kajian tentang Jepang baru dimulai pada tahun 2001.

Kajian-kajian yang ada di Indonesia saat ini, ungkap dia, banyak yang masih belum diposisikan pada ranah yang lebih besar karena biasanya kajian itu sangat spesifik, contohnya kajian kebencanaan yang Indonesia lakukan dengan Jepang.

Laksana Tri Handoko Kepala BRIN ingin kolaborasi yang dibangun oleh Indonesia dengan Jepang bisa meneguhkan mobilisasi periset Indonesia untuk studi ke Negeri Sakura itu.

Sambungnya, dulu pelajar yang studi ke Jepang didominasi oleh mahasiswa yang didukung oleh pemerintah. Namun, sekarang lebih banyak mahasiswa swasta dengan biaya mandiri, termasuk LPDP, justru melakukan studi ke negara-negara berbahasa Inggris.

“Kami ingin memperkuat lagi (kerja sama), karena Jepang itu salah satu mitra Indonesia yang paling penting. Kita harus mempertahankan dan kalau perlu justru meningkatkan hubungan dengan Jepang melalui tidak hanya mahasiswa, tetapi melalui penerimaan periset, tukar-menukar periset, akademisi, dan sebagainya,” pungkas Handoko. (ant/bnt/ris/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 15 Mei 2024
29o
Kurs