Minggu, 28 April 2024

Kasus HIV di Surabaya Meningkat 27 Persen, Hingga Oktober 2023 Capai Seribu Lebih

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi.

Sepanjang 2023 hingga Oktober, 1.122 orang di Surabaya terjangkit HIV. Jumlah ini meningkat 27 persen dibandingkan tahun lalu.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, dari keseluruhan jumlah itu hanya separuh yang merupakan warga Surabaya, sisanya luar kota.

“Berdasarkan status kependudukan, total kasus tersebut bukan semuanya warga Kota Surabaya. Kasus yang ber-KTP Surabaya sebesar 53,47 persen dan KTP Non Surabaya sebesar 46,53 persen,” kata Nanik dihubungi suarasurabaya.net, Minggu (3/12/2023).

Meski secara presentase keseluruhan kasus meningkat dibandingkan tahun lalu, namun penderita ber-KTP Surabaya menurun.

“Tahun 2022 827 kasus. Penemuan kasus HIV dengan KTP Surabaya pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 17,39 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelas Nanik.

Nanik menyebut, peningkatan jumlah kasus HIV tidak bisa dihindari imbas tingginya mobilitas masyarakat.

“Di mana Surabaya merupakan kota besar dengan berbagai tantangan sebagai pusat rujukan terbesar di wilayah Indonesia bagian timur,” tambahnya.

Sejauh ini untuk mengendalikan dan mencegah kasus HIV, lanjutnya, dinkes melakukan tiga upaya, promotif, preventif, dan kuratif.

“(Promotif) kampanye penyebarluasan informasi pencegahan, penularan HIV di sekolah SMP dan SMA di wilayah kerja puskesmas se-Kota Surabaya. Pemberian edukasi tentang pencegahan HIV pada calon pengantin. Memberikan edukasi yang benar mengenai cara penularan, pencegahan dan pengobatan kepada kelompok beresiko (WPS, LSL, Waria, IDU),” paparnya.

Sementara preventif, dengan skrinning pada kelompok berisiko sasaran wanita pria (waria), lelaki berhubungan seks dengan sesama lelaki, pengguna narkoba suntik, pekerja RHU, juga di layanan kesehatan, termasuk yang berperilaku risiko menularkan HIV, dan sebagainya.

“Pemeriksaan Early Infant Diagnose bagi bayi usia minimal 6 minggu,” jelasnya lagi.

Cara kuratif, sambungnya, dengan pemberian pengobatan, pembentukan pendamping dari komunitas, pendampingan konseling, dan sebagainya. (lta/iss)

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
28o
Kurs