Senin, 29 April 2024

KLHK: Keanekaragaman Hayati Modal Pembangunan Ekonomi Hijau

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Keanekaragaman hayati terumbu karang di Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Foto: KLHK

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak publik untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati yang saat ini sedang menghadapi tantangan akibat lonjakan pertumbuhan ekonomi.

Nunu Anugrah Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK mengatakan keterlibatan aktif semua pihak dalam aksi lingkungan dan kehutanan juga dapat menjadi modal dasar mendorong pertumbuhan ekonomi hijau.

“Oleh karena itu, mari kita jaga, rawat dan lestarikan tumbuhan dan satwa liar yang ada di muka bumi ini terutama yang ada di negara Indonesia,” ujarnya saat menghadiri pameran Keanekaragaman Hayati Indonesia atau Kehati Expo 2023 di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (22/10/2023).

Nunu menuturkan pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan saat ini dapat menentukan kondisi masa depan.

Menurutnya, keanekaragaman hayati berperan penting bagi kehidupan manusia mulai dari berbagai aspek seperti ekonomi, kesehatan, keamanan, hingga ketahanan pangan.

Ia menjelaskan, ilmu pengetahuan yang meningkat, perkembangan teknologi, perilaku, dan komitmen menjadi faktor penting dalam keberlanjutan keanekaragaman hayati.

“Posisi masyarakat saat ini sebagai salah satu penentu,” kata Nunu seperti dilaporkan Antara.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa dunia sedang menghadapi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Ketiga krisis itu saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi. Dalam situasi krisis seperti itu, Nunu mengungkapkan tidak ada pilihan lain kecuali mengedepankan paradigma bekerja sama dan berkolaborasi.

“Kita semua harus menjadi bagian dari solusi terhadap krisis lipat tiga tersebut, khususnya terkait kehilangan keanekaragaman hayati,” ucapnya.

KLHK telah melakukan beberapa upaya konservasi sebagai langkah pelestarian keanekaragaman hayat, di antaranya konservasi ex-situ dalam bentuk penangkaran Jalak Bali yang telah berhasil mendukung peningkatan populasi di habitat alaminya (dari hasil restocking). Kemudian, pengembangan wisata alam yang tetap mempertahankan home range satwa liar.

KLHK juga melakukan inventarisasi dan verifikasi keanekaragaman hayati untuk mengetahui potensi dalam perencanaan konservasi ke depannya. Selain itu, KLHK menerapkan pemanfaatan teknologi terkini seperti artificial reproductive technology (ART) untuk mendukung upaya konservasi satwa dilindungi.

Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan. Instruksi itu menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi habitat tumbuhan dan satwa liar dan mempertahankan fungsi di dalamnya.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs