Kamis, 25 April 2024

Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Muhammad Faqih Husaen, pengembang aplikasi ramah disabilitas. Foto: UGM

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil kembangkan aplikasi layanan ramah disabilitas bernama Accessive.id. Aplikasi ini menyediakan informasi aksesibilitas suatu tempat bagi penyandang disabilitas seperti disabilitas fisik, lansia, orang sakit maupun khalayak lainnya.

“Jadi, kami mengembangkan aplikasi ini untuk memfasilitasi mobilitas disabilitas sehingga bisa merencanakan tempat yang dikunjungi dengan lebih mudah. Tak hanya membantu disabilitas saja, tetapi aplikasi ini juga membantu bagi yang memiliki lemah fisik seperti ibu hamil, lansia, maupun orang sakit,” papar Muhammad Faqih Husaen selaku pengembang aplikasi Accessive.id, Senin (30/1/2023).

Melansir dari situs resmi UGM, Faqih mengungkapkan, pengembangan aplikasi bermula dari kondisi dirinya dan almarhum kakaknya yang mengalami disabilitas daksa. Mereka menderita duchenne muscular dystrophy (DMD), penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otot sehingga mengalami kelumpuhan pada kaki. Kondisi tersebut, membuat Faqih tergerak untuk membuat aplikasi yang dapat membantu dirinya dan para penyandang disabilitas untuk mengakses informasi layanan yang ramah disabilitas.

“….sering menemui tempat yang tidak aksesibel serta tidak ada fasilitas bagi penyandang disabilitas. Tidak adanya fasilitas dan akses bagi disabilitas ini jadi membatasi saat beraktivitas,” tuturnya.

Mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM angkatan 2019 ini mulai mengembangkan aplikasi Accessive.id sejak tahun 2020. Pengembangan didanai dari 1.000 startup digital Kemenkominfo. Faqih merancang aplikasi tersebut bersama dengan kedua rekannya, Bima Indra Permana Magister Manajemen UGM dan Gaksa Gantara alumnus SV UGM.

Mahasiswa angkatan 2019 tersebut jelaskan, saat ini aplikasi masih dalam tahap beta testing. Namun, masyarakat sudah bisa mengakses aplikasi ini di playstore secara gratis.

Accessive.id memiliki empat fitur utama yakni pencarian tempat, detail aksesibilitas tempat, ulasan, serta open collaborative platform. Fitur pencarian tempat dapat membantu pengguna menelusuri tempat lewat maps ataupun list dalam aplikasi. Fitur detail aksesibilitas, mempermudah pengguna melihat informasi yang tersedia di suatu tempat seperti fasilitas ram, deskripsi audio dan fasilitas lainnya untuk semua disabilitas, lansia, serta kelemahan fisik lainnya.

Berikutnya, fitur ulasan menyediakan tempat bagi pengguna untuk bercerita dan berbagi pengalaman tempat-tempat yang telah dikunjungi. Terakhir, fitur open collaborative platform memberikan kesempatan bagi pengguna untuk membantu menambahkan berbagai informasi layanan disabilitas yang dimiliki suatu tempat.

“Data yang berhasil dikumpulkan ada 80 informasi tempat yang ada di DIY seperti kampus, tempat makan, hotel, stasiun, tempat ibadah dan lainnya. Kami pun akan terus menambah informasi tempat lainnya,” imbuh Bima.

Bima mengatakan, selain untuk membantu penyandang disabilitas dalam mendapatkan informasi terkait fasilitas bagi disabilitas, pengembangan aplikasi ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa lebih peka terhadap kebutuhan penyandang disabilitas. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas ramah disabilitas.

Aplikasi ini berhasil mewakili Indonesia untuk berkompetisi di ajang International Intellectual Property (IPITEX) di Bangkok, Thailand pada 1-7 Februari 2023.(abd/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
27o
Kurs