Selasa, 30 April 2024

PBB Laksanakan Pemungutan Suara Terkait Rancangan Resolusi Perang Ukraina

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Bendera PBB.

Majelis Umum PBB akan melakukan pemungutan suara negara anggota pada Kamis depan (23/2/2023), pada rancangan resolusi untuk mencapai perdamaian perang di Ukraina yang dilakukan secara komprehensif, adil, abadi, dan sesegera mungkin.

Pemungutan suara itu akan menandai satu tahun invasi Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022, dan sejalan dengan Piagam PBB.

PBB kembali meminta Moskow untuk menarik pasukan dan mendorong untuk menghentikan permusuhan.

Melansir dari Antara, majelis umum yang beranggotakan 193 negara itu akan melakukan pemungutan suara setelah puluhan negara menyampaikan pidatonya tentang satu tahun perang Ukraina.

Ukraina dan para pendukungnya berharap dapat memperdalam isolasi diplomatik Rusia, dengan menargetkan tiga perempat anggota Majelis Umum PBB setuju dengan resolusi itu.

Target Ukraina ingin menyamai jumlah anggota yang setuju pada resolusi-resolusi tahun lalu.

“Kami mengandalkan dukungan yang luas dari keanggotaan (PBB). Apa yang dipertaruhkan bukan hanya nasib Ukraina, tapi juga rasa hormat terhadap kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial setiap negara,” kata Olof Skoog Duta Besar Uni Eropa yang membantu dalam memimpin penyusunan resolusi itu.

Dmitry Polyanskiy Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, menolak untuk memberi komentar terhadap rancangan resolusi tersebut. Resolusi itu diterima negara-negara anggota pada Rabu (15/2/2023).

Majelis Umum PBB telah menjadi jalur fokus untuk melakukan aksi terhadap Ukraina, karena Dewan Keamanan PBB, yang beranggotakan 15 negara, tidak dapat melakukan apa-apa karena hak veto salah satunya dipegang Rusia.

Selain Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis, dan Inggris, juga memegang hak veto Dewan Keamanan PBB.

Beberapa diplomat mengatakan, Dmitry Polyanskiy Menteri Luar Negeri Rusia mungkin tidak akan menghadiri pertemuan itu di New York.

Resolusi Majelis Umum memang tidak mengikat secara hukum, tetapi mendatangkan beban politik.

Ukraina menginginkan Majelis Umum untuk memasukkan 10 poin rencana perdamaian yang diusulkan Volodymyr Zelenskyy Presiden Ukraina ke dalam proposal resolusi itu,

Namun, para diplomat mengatakan rancangan itu disederhanakan dalam upaya untuk mengumpulkan dukungan sebanyak mungkin.(ant/abd/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
30o
Kurs