Minggu, 16 Juni 2024

Pemprov Jatim Akan Pulangkan Prasasti Mataram Kuno yang Berada di Skotlandia

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Aries Agung Paewai Pj Wali Kota Batu saat meninjau keberadaan Prasasti Sangguran di Skotlandia, Selasa (29/8/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim.

Pada tahun 1812 Prasasti Sangguran peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dibawa Kolonel Colin Mackenzie kepada Sir Thomas Stamford Raffles Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk dihadiahkan kepada Lord Minto Gubernur Jenderal Inggris di India, pada tahun 1812.

Prasasti itu kini berada di pekarangan keluarga Lord Minto di Roxburghshire, Skotlandia. Di sana peninggalan sejarah asli Indonesia itu dikenal sebagai Minto Stone. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur berencana melakukan repatriasi atau pemulangan ke negara asal untuk prasasti tersebut.

Menurut Khofifah, prasasti yang pertama kali ditemukan di sekitaran Malang itu memiliki nilai sejarah bagi Indonesia. Sebetulnya upaya repatriasi sudah dilakukan pada 2004, namun upaya itu belum berhasil dilakukan sampai sekarang.

“Semula prasasti ini ditemukan di Ngandat, daerah Malang, Daerah Ngandat sekarang menjadi Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Jadi saya minta Pak Pj. Wali Kota Batu untuk mengecek langsung sekaligus mengupayakan terkait langkah repatriasi,” kata Khofifah, Rabu (30/8/2023).

Lanjut Khofifah, Prasasti Sangguran ini dianggap menjadi budaya lokal Skotlandia, padahal asalnya dari Jawa Timur. Untuk itu ia berupaya melakukan langkah yang lebih masif supaya prasasti itu bisa kembali ke Jatim.

Artefak-artefak kuno dan benda bersejarah termasuk Prasasti Sangguran memiliki nilai penting untuk dikembalikan ke asalnya. Karena bisa dijadikan referensi belajar di bidang pendidikan, kebudayaan, penelitian, dan kepariwisataan.

“Prasasti ini adalah sumber informasi penting bagi kita semua masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Timur. Karena, disini tertuang sejarah perpindahan Ibu Kota Mataram Kuno ke Jatim,” tuturnya.

Sementara itu Aries Agung Paewai Pj Wali Kota Batu mengatakan bahwa pihaknya sudah bertemu keturunan Lord Minto yang sekarang menjadi Ministry of Regulation Reform di UK.

Dalam mencari lokasi Minto Stone tersebut, ia dibantu the Earl of Minto atau yang mempunyai nama asli Gilbert Timothy George Lariston Elliot-Murray-Kynynmound.

Manuskrip pada batu prasasti dalam bentuk yang sangat baik. Kata Aries menurut cerita
the Earl of Minto, prasasti terakhir dipindahkan sekitar 15 tahun yang lalu, namun tetap berada di Minto Estate. Saat ini, Minto State sudah dilengkapi dengan pondasi alumunium untuk mengokohkan singgasananya.

“Saya sudah meninjau langsung Prasasti Sangguran. Prasasti itu berdiri gagah menghadap pemandangan perbukitan yang merupakan perbatasan Skotlandia dan Inggris. Kondisinya juga terpreservasi dengan baik,” ucapnya.

Untuk menindaklanjuti upaya repatriasi, Khofifah diundang oleh Diaspora Indonesia di Inggris pada acara yang bertajuk “Inscriptions on the Move: Prasasti, Repatriation, and Collaboration between Indonesia and Britain” pada 18-19 September 2023.

Dalam acara tersebut akan berlangsung konferensi dan seminar oleh akademisi di Inggris dan Indonesia untuk mendukung percepatan repatriasi Prasasti Sangguran ke Indonesia.

Prasasti Sangguran ini memiliki tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter, tebal 32 centimeter, dengan berat sekitar 3,5 ton. Dengan ukuran cukup besar, isi prasasti ini pun sangat panjang.

Pada bagian depan prasasti berisi 38 baris tulisan, bagian belakang sebanyak 45 baris, dan pada bagian kiri terdapat 15 baris tulisan. Dua baris pertama dari isi Prasasti Sanggurah ditulis menggunakan bahasa Sansekerta. Sedangkan seluruh bagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Kuno.(wld/iss)

Berita Terkait

..
Surabaya
Minggu, 16 Juni 2024
26o
Kurs