Minggu, 5 Mei 2024

Siswa MTs di Lamongan Meninggal Diduga Dianiaya, Disebut Ada Luka di Kepala hingga Kemaluan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Muhammad Fajri Kuasa Hukum keluarga korban waktu jumpa pers di Universitas dr. Soetomo Surabaya, Rabu (30/8/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Seorang siswa inisial MHN kelas 1 di sebuah Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan diketahui meninggal dunia pada Jumat (25/8/2023) kemarin. Kematian MHN diduga akibat penganiayaan.

Dugaan itu diutarakan oleh Muhammad Fajri Kuasa Hukum keluarga korban, sebab pihaknya melihat ada sejumlah luka di tubuh korban.

“Di bagian belakang kepala, ada lebam merah, pangkal paha dekat kemaluan ada memar merah dan ditemukan di kemaluan korban ada lecet ada luka juga di anus korban,” kata Fajri saat jumpa pers di Universitas dr Soetomo, Surabaya, Rabu (30/8/2023).

Fajri menyebut keluarga korban merasa janggal dengan kematian anaknya karena sejumlah luka itu. Dia yakin pasti ada pelaku di balik hilangnya nyawa MHN yang tidak wajar.

Untuk segera mengungkap pelaku, pihaknya pun terus melakukan koordinasi bersama Polres Lamongan. Selain itu Fajri juga membantah statement dari pihak sekolah yang menyatakan MHN murni meninggal karena sakit.

“Statement dari Ponpes (MTs) tidak ada kekerasan dan murni hanya sakit. Kami dari penasihat hukum telaah dan kajian kami menolak atas pernyataan pihak ponpes,” tegasnya.

Sedangkan waktu ditanya soal kekerasan seksual yang dialami korban karena ditemukan luka di bagian kemaluan. Fajrin belum bisa membenarkannya.

“Kami tidak bisa memastikan itu, karena kami masih menyerahkan semua ke kepolisian. Takutnya nanti spekuliasi semakin liar,” imbuhnya.

Diketahui sebelumnya, MHN (13) dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (25/8/2023) lalu.

Arif Mulkam paman korban, mengatakan peristiwa ini diketahui saat Basuni ayah korban didatangi oleh wali kelas korban ke rumahnya pada hari yang sama, sekitar pukul 06.30 WIB.

Wali murid itu mengabarkan bahwa MHN masuk RSU dr. Suyudi Lamongan karena sakit. Namun, saat orang tua menghampiri ke rumah sakit kondisi korban sudah tidak bernyawa.

“Informasi pihak rumah sakit, saat dibawa ke Rumah Sakit Haidar sudah meninggal,” ujar Arif, Senin (28/8/2023).

Pihak keluarga pun curiga atas kematian Haidar. Mereka menduga kematiannya tidak wajar. Pasalnya, Haidar masih mengenakan seragam sekolah.

“Saya melihatnya masih pakai seragam sekolah. Padahal hari ini hari Jumat, sekolah libur. Berarti, apa pun kejadiannya pasti hari Kamis (24/8/2023),” ungkapnya. (wld/bil/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
30o
Kurs