Minggu, 12 Mei 2024

Trio Siswi SMAN 6 Surabaya akan Bicara Masalah Iklim pada Forum PBB di Dubai Desember Mendatang

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Audrey Rizki Noveliani, Raia Luthfia Herasmana, dan Vania Winola Febriyanti waktu foto bersama Mami Pujowati Kepala Sekolah SMAN 6 Surabaya (paling kiri) dan Diana Ariani guru pembinging (paling kanan). Foto: Dok. SMAN 6 Surabaya. Audrey Rizki Noveliani, Raia Luthfia Herasmana, dan Vania Winola Febriyanti waktu foto bersama Mami Pujowati Kepala Sekolah SMAN 6 Surabaya (paling kiri) dan Diana Ariani guru pembinging (paling kanan). Foto: Dok. SMAN 6 Surabaya.

Agenda Conference of the Parties (COP) yang menjadi bagian dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 1-14 Desember 2023 mendatang.

Perwakilan Negara Indonesia yang terlibat dalam program bertajuk Decarbonize ini berasal dari tiga siswi SMAN 6 Surabaya, Jawa Timur. Mereka adalah Audrey Rizki Noveliani, Raia Luthfia Herasmana, dan Vania Winola Febriyanti.

Dian Ariani guru pembibing ketiganya menjelaskan, program yang membahas perhbahan iklim ini diselenggarakan setiap tahun dengan para pesertanya adalah anak dan remaja.

Sebelum lolos mewakili Indonesia dalam forum internasional itu trio SMAN 6 Surabaya ini telah melewati berbagai tahapan. Seperti meeting online dengan penyelenggara sejak September, menulis essai tentang iklim, hingga membuat video perkenalan yang menjelaskan tentang isu iklim di kota masing-masing.

“Nanti mereka di sana ada panel-panel untuk berbicara gagasan tentang solusi mengatasi perubahan iklim,” kata Dian Ariana, dikonfirmasi suarasurabaya.net, Selasa (14/11/2023).

Ada berbagi permasalah iklim di Indonesia yang disoroti oleh mereka bertiga. Contohnya seperti indeks kualitas udara buruk di Ibukota Jakarta, lalu limbah sisik ikan yang dibuang sembarangan di Kota Surabaya sebagai wilayah pesisir.

Diana menuturkan, keterlibatan anak muda dalam membahas isu lingkungan di forum internasional menjadi kesempatan untuk saling mengutarakan gagasan dan memproyeksi resolusi dalam pengambilan kebijakan di masa depan.

“Lebih kurang ada 70 negara yang terlibat, jadi ide-ide yang ditukarkan bisa memberi banyak wawasan agar bagaimana limgkungan ke depan menjadi lebih baik,” katanya.

Tak hanya mewakili Indonesia saja, Diana menyampaikan, siswi bernama Vania Winola Febriyanti telah terpilih sebagai Global Lead yang mewakili Benua Asia yang akan berbicara di acara puncak tersebut.

Sebagai perwakilan Benua Asia, Vania sapaan akrabnya, bakal mengutarakan pandangan terkait tantangan dan masalah iklim di sejumlah wilayah Benua Asia secara umum.

Setelahnya Vania akan fokus berbicara tentang masalah iklim dan lingkungan yang terjadi di Indonesia. Sebagai negara maritim, masyarakat Indonesia cukup banyak mengkonsumsi ikan.

Hasil konsumsi ikan inilah yang akan disoroti Vania, yakni limbah sisik ikan yang dibuang percuma di sungai atau di laut. Ia menyebut bakteri sisik ikan bisa mencemari ekosistem di perairan.

“Jika disetujui dalam panel diskusi nanti, projek sisik ikan dengan teman-teman ini bisa dijadikan plastik. Bakteri sisik ikan akan berbahaya untuk ekosistem dan manusia sendiri,” kata Vania.

Sebagai Generasi Z, Vania merasa keterlibatan anak muda dalam menyoroti perubahan iklim merupakan hal yang penting. Sebab di masa depan, mereka akan menjadi pengambil kebijakan mengatasi masalah ini.

“10 tahun ke depan anak-anak usia saya ini yang akan memegang dunia. Jadi mau tidak mau kita harus aware sama isu ini,” ucapnya.(wld/ath/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 12 Mei 2024
29o
Kurs