Sabtu, 5 Oktober 2024

Warga Sekitar Depo Pertamina Surabaya Akui Was-was, Dampak Insiden Plumpang

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Warga sekitar menunjukkan tembok pembatas Depo Pertamina Surabaya dengan permukiman warga dari jarak 3 meter, Jumat (10/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Warga perkampungan Jalan Teluk Nibung, Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantikan Kota Surabaya mengaku was-was usai insiden kebakaran depo di Plumpang Jakarta Utara. Pasalnya rumah mereka juga hanya berjarak sekitar 30 meter, dari tangki Depo Pertamina Surabaya.

Arif Fauzi (45 tahun) warga setempat yang rumahnya pas menghadap tangki Bahan Bakar Minyak (BBM), mengaku sudah tinggal di sana sejak kecil hingga kini sudah berkeluarga. Dia bahkan membuka sewa kos-kosan di rumahnya.

“Asli warga sini. Saya mulai dari kecil sampai sekarang. Ya sekitar (tahun) 1980-an sampai sekarang. Sampai bujangan sampai menikah punya istri,” kata Arif usai ditemui suarasurabaya.net, Jumat (10/3/2023).

Selama puluhan tahun tinggal, memang belum pernah terjadi insiden kebakaran apalagi sampai berimbas ke permukiman warga. Namun, lanjut Arif, jarak rumahnya dengan Depo Pertamina yang hanya 30 meter, mirip dengan Depo Pertamina Plumpang yang juga hanya berjarak 28 meter dengan perkampungan warga.

“Saya sempat nonton (di televisi, beritanya) sedangkan itu kan banyak korbannya. Terus yang kedua, rumah (warga) banyak yang kena,” imbuhnya.

Tak memungkiri, dirinya juga merasa was-was dan takut jika insiden itu terjadi di Surabaya. “Rasa takut pasti ada, tapi gimana lagi semua takdir kan sudah ada yang ngatur. Pasrah, gitu saja,” sambungnya.

Sementara Maimunah, warga lainnya yang tinggal di kawasan padat penduduk belakang rumah Arif, juga mengaku takut namun tetap memilih tinggal di sana.

“Rasa takut ada, tapi gimana kan penghasilan suami, anak sekolah juga di sini, kalau ingin anak-anak makan apa,” kata Maimunah.

Perkampungan warga di Jalan Teluk Nibung, Perak Utara, berada di selatan Depo Pertamina Surabaya dengan jarak sekitar 30 meter, Jumat (10/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Adapun Wahyuning yang tinggal sejak kecil di kawasan itu, mengaku memilih tidak khawatir terhadap insiden Plumpang. “Mau gimana memang sudah tinggal di sini sejak dulu jadi ya sudah,” katanya.

Secara terpisah, Taufiq Kurniawan Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus (Jatim, Bali, Nusa Tenggara) mengatakan, Depo Pertamina di Perak Utara itu hanya sisi selatan yang berbatasan dengan perkampungan warga.

“Kita menempati lahan yang disewa pada Pelindo. Kita sewa wilayah itu yang memang area pelabuhan dan peruntukan rencana tata ruang wilayah itu untuk penerimaan barang dan jasa dari pelabuhan maupun BBM. Tapi, sejak awal kita sewa, sudah punya buffer zone yang ditentukan. Sementara batas uatra, selatan, timur, barat. Yang dengan warga, hanya selatan. Sisanya laut dan instansi lainnya,” jelasnya.

Soal aturan buffer zone, syarat sebuah Terminal BBM atau Depo Pertamina, lanjut Taufiq sudah dipatuhi. Jarak 30 meter yang memisahkan Depo dengan rumah warga, sudah sesuai dengan standar Amerika.

“Aturan buffer zone mengacu standar internasional, yang diterbitkan Amerika, itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tapi, itu relatif artinya tergantung dengan kapasitas tangki di suatu titik. Selain itu isinya berapa dalam satu tangki, itu sehingga bisa dikatakan aman. Jenis bahan bakar apa, kalau solar, lebih punya tingkat didih api lebih rendah dibanding jenis BBM lain. Jadi semua yang berada dekat permukiman warga, berada dalam jarak aman jadi warga tidak perlu khawatir,” bebernya.

Depo Pertamina Surabaya di Perak Utara Pabean Cantikan Kota Surabaya, Jumat (10/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Taufiq minta warga juga tidak khawatir berlebih. Sebab Depo Pertamina tetap menerapkan aspek keselamatan dalam bekerja, terlebih usai insiden kebakaran Depo Pertamina di Plumpang Jakarta Utara.

“Yang jelas kami saat ini (antisipasi) memang bukan karena ada insiden Plumpang, tapi menerapkan aspek safety keseharian. Semuanya kita perhatikan. Kalau jadi insiden pun kita sudah bisa meminta backup ke organisasi terdekat, bahkan pelatihan keadaan darurat setahun duakali kita latihan melibatkan warga, pemadam, RS dan sebagainya. Jadi ada area high risk, berisiko tinggi semua stakeholder sudah ada latihan penanggulangan darurat,” tandasnya.

Diketahui, kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) lalu, berasal dari ledakan pipa bahan bakar minyak (BBM) di area Depo. Total ada 19 orang meninggal dan puluhan lainnya luka serta ratusan warga mengungsi.

Mengantisipasi kejadian itu di Surabaya, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengaku akan memastikan ketentuan yang tertera dalam perizinan Depo Pertamina Surabaya. Termasuk, jarak minimal antara bangunan dengan perkampungan warga.

Selain itu, antisipasi yang dilakukan oleh Depo Pertamina Surabaya, lanjutnya, juga penting sebagai langkah pertama penanganan jika sampai kebakaran terjadi.

“Tapi kalau disampaikan Menteri BUMN sudah menyampaikan sebuah PP harus gini (jaraknya), yang sudah berdiri juga. Kita akan jalan. Tapi, kalau aturan tidak bersifat mundur, maka izin lama berlaku. Kita sedang diskusi kejadian Plumpang, jangan sampai terjadi di Surabaya. Kita pastikan berfungsi semuanya. Kalau ada kejadian, penanganan pertama seperti apa,” tandasnya. (lta/bil/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Sabtu, 5 Oktober 2024
30o
Kurs