Sabtu, 27 Juli 2024

Kemenag Evaluasi Garuda Indonesia Imbas Keterlambatan hingga 47,5 Persen

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi jemaah Haji Indonesia siap berangkat ke Tanah Suci dengan pesawat Garuda Indonesia. Ilustrasi, jemaah Haji Indonesia siap berangkat ke Tanah Suci dengan pesawat Garuda Indonesia. Foto: Garuda Indonesia

Kementerian Agama (Kemenag) melakukan evaluasi kepada maskapai Garuda Indonesia usai sepekan penerbangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci.

“(Pada) satu pekan pertama, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen,” terang terang Anna Hasbie juru bicara Kemenag dalam laman resminya, Senin (20/5/2024) sore.

Pemberangkatan jemaah haji Indonesia sudah berlangsung satu pekan. Hingga saat ini, terhitung ada 152 kloter yang sudah diterbangkan dari Tanah Air ke Tanah Suci.

“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki,” tandasnya.

Indonesia tahun ini mendapat kuota 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus

Jemaah haji reguler diterbangkan dengan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Maskapai pertama akan memberangkatkan 109.072 jemaah yang tergabung dalam 294 kloter. Sisanya, 260 kloter diterbangkan dengan Saudia Airlines.

“Untuk Saudia Airlines, dalam sepekan ini mengalami keterlambatan pemberangkatan hingga 18,06 persen dari total 72 penerbangan. Total keterlambatan mencapai empat jam tujuh menit. Saya harap peristiwa keterlambatan bisa terus ditekan,” ungkap Anna.

Saiful Mujab Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag berharap Garuda Indonesia dan Saudia Airlines mematuhi komitmen dan kontrak kerja untuk memberangkatkan jemaah haji Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan.

Sebab, keterlambatan keberangkatan, apalagi hingga hitungan jam dan bahkan sampai terjadi perubahan jadwal, hal itu akan berampak pada penyiapan beragam layanan di Madinah maupun Makkah, baik transportasi, akomodasi, termasuk juga katering.

“Keterlambatan penerbangan juga berpotensi menjadikan jemaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu,” tandasnya. (saf/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Perahu Nelayan Terbakar di Lamongan

Surabaya
Sabtu, 27 Juli 2024
26o
Kurs