Senin, 14 Oktober 2024

Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI yang Jadi Korban Ledakan Ribuan Alat Komunikasi di Lebanon

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sebuah ambulans tiba di rumah sakit saat lebih dari 1.000 orang, termasuk pejuang dan medis Hizbullah, terluka ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, menurut sumber keamanan, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Foto: Reuters

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan ribuan unit alat komunikasi di Lebanon, yang diduga didalangi Israel baru-baru ini.

Judha Nugraha Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemlu RI memastikan hal tersebut setelah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Beirut, yang terus memantau kondisi dan keselamatan WNI di tengah rentannya kondisi keamanan Lebanon.

“KBRI Beirut telah menjalin komunikasi dengan para WNI di Lebanon, dan sejauh ini, tidak ada WNI yang menjadi korban,” kata Judha Nugraha dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (20/9/2024) dilansir Antara.

Berdasarkan data KBRI Beirut, saat ini terdapat 152 WNI yang masih menetap di Lebanon. Sejak penetapan status Siaga 1, KBRI telah memfasilitasi pemulangan 25 WNI dalam tiga tahap gelombang.

KBRI setempat juga telah menetapkan kondisi Siaga 1 – menandakan kondisi sangat rentan – untuk seluruh wilayah Lebanon sejak 4 Agustus 2024. Status Siaga 1 sebelumnya hanya berlaku di kawasan Lebanon selatan sejak 10 Oktober 2023, usai agresi Israel ke Jalur Gaza.

Namun, sebagian besar WNI di Lebanon yang mayoritas merupakan mahasiswa atau menikah dengan warga setempat, masih memilih bertahan di negara tersebut. Ia mengatakan, KBRI Beirut akan terus menjaga komunikasi intensif dengan para WNI tersebut.

“KBRI Beirut terus mengimbau WNI supaya dapat mengikuti proses evakuasi yang telah dipersiapkan,” tambah Judha.

WNI di Lebanon dapat menghubungi KBRI Beirut melalui saluran telepon +961-70-817-310.

Sebelumnya, seusai ribuan unit penyeranta (pager) di berbagai wilayah Lebanon tiba-tiba meledak pada, Selasa (17/9/2024), ledakan perangkat komunikasi lain seperti protofon (walkie-talkie) dilaporkan kembali terjadi pada, Rabu (18/9/2024).

Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan setidaknya 32 orang tewas dan 4.250 lainnya luka-luka, 30 di antaranya dalam kondisi kritis dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi itu.

Pemerintah Lebanon dan Hizbullah sama-sama menuduh serangan tersebut didalangi oleh Israel. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Senin, 14 Oktober 2024
36o
Kurs