Jumat, 3 Mei 2024

Menko PMK Sebut Pemilu Satu Putaran Bisa Menghemat Dana hingga Rp40 Triliun

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) usai memimpin Rapat Tingkat Menteri di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (19/2/2024). Foto: Antara
Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengatakan jika pemilihan umum (Pemilu) hanya berjalan satu putaran maka bisa menghemat anggaran hingga Rp40 triliun.
“Kita berharap kalau bisa satu putaran cukuplah. Sehingga Rp40 triliun itu cukup besar, jadi kalau diberikan beras, mungkin wartawan seluruh Indonesia bisa satu tahun tidak perlu belanja itu,” kata Muhadjir dilansir Antara, Senin (19/2/2024).
Saat ini masa pencoblosan Pemilu calon presiden dan wakil presiden hingga legislatif telah usai dilaksanakan. Dari berbagai macam hasil hitung cepat lembaga survei, salah satu pasangan diprediksi bakal menang satu putaran.
Meskipun pemilu kemungkinan berjalan satu putaran, Muhadjir enggan bicara lebih jauh soal hasil hitung cepat sampai pengumuman penetapan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena menghormati proses pemilu yang berjalan.
“Kan, yang menjadi rujukan bukan quick count, bukan survei, tetapi nanti saat KPU mengumumkan secara resmi,” katanya.
Muhadjir juga menuturkan, pemerintah sesungguhnya siap melaksanakan pilpres sebanyak dua putaran karena anggaran di masing-masing kementerian dan lembaga pun sudah ditandai oleh Kementerian Keuangan.
Namun, menurutnya, akan lebih baik apabila tidak ada perubahan anggaran sehingga pilpres cukup berlangsung satu putaran
“Jadi nanti kalau ada putaran kedua, anggaran itu yang akan dipakai, memang biasanya nanti akan ada data APBN perubahan, kan, ya. Tapi dari pada begitu akan lebih baik tidak berubah,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan apabila pemilu satu putaran terealisasi, maka anggaran dapat dialihkan untuk dana sosial masyarakat hingga penanganan kemiskinan ekstrem.
“Kemudian risiko fiskal juga bisa dikurangi, kemudian juga iklim investasi juga akan bisa lebih mungkin lebih kondusif dibanding seandainya harus ada putaran kedua dan seterusnya,” kata dia. (ant/sya/saf/ipg)
Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
29o
Kurs