Minggu, 28 April 2024

Sekjen PBB Serukan Negara-Negara Nuklir Perjuangkan Pelucutan Senjata

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Antonio Guterres Sekretaris Jenderal PBB (depan, tengah) berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan tentang perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi di markas besar PBB di New York, pada Senin (28/3/2024). Foto: Xinhua Antonio Guterres Sekretaris Jenderal PBB (depan, tengah) berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan tentang perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi di markas besar PBB di New York, pada Senin (28/3/2024). Foto: Xinhua

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada negara-negara pemilik senjata nuklir untuk memimpin jalan menuju pelucutan senjata nuklir.

Melansir Antara pada Rabu (20/3/2024), Guterres mengemukakan bahwa langkah pelucutan senjata nuklir itu termasuk perjanjian terkait no first use, atau bukan menjadi pihak yang pertama melakukan serangan nuklir.

“Senjata nuklir adalah senjata paling merusak yang pernah ditemukan, mampu memusnahkan seluruh kehidupan di Bumi,” tutur Guterres Sekjen PBB.

Saat ini, senjata-senjata tersebut semakin berkembang dalam hal kekuatan, jangkauan, dan kemampuan menghindari deteksi (stealth), katanya pada pertemuan Dewan Keamanan mengenai pelucutan senjata nuklir dan nonproliferasi nuklir.

Dia mengingatkan bahwa hanya satu kesalahan, satu perhitungan yang meleset, atau satu tindakan gegabah saja akan dapat mengarah pada peluncuran senjata nuklir yang tidak disengaja. Pada akhirnya, seluruh umat manusia akan menanggung akibatnya.

Perang nuklir, kata dia, tidak boleh dilakukan karena perang nuklir tidak akan pernah bisa dimenangkan.

“Hanya ada satu jalan, dan satu jalan saja, yang dapat menghilangkan momok yang tidak masuk akal dan merugikan diri sendiri ini untuk selamanya. Kita perlu pelucutan senjata sekarang,” ucapnya.

Dia meminta negara-negara pemilik senjata nuklir untuk memimpin upaya tersebut dalam enam bidang.

Pertama, negara-negara pemilik senjata nuklir harus kembali terlibat dalam mengembangkan langkah-langkah transparansi dan membangun kepercayaan untuk mencegah penggunaan senjata nuklir.

Kedua, pengancaman nuklir harus dihentikan. Ancaman untuk menggunakan senjata nuklir dalam kapasitas apa pun tidak dapat diterima.

Ketiga, negara-negara pemilik senjata nuklir harus menegaskan kembali moratorium mengenai uji coba nuklir. Hal ini berarti berjanji untuk menghindari tindakan apa pun yang akan melemahkan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir.

Keempat, komitmen pelucutan senjata nuklir harus menjadi tindakan. Negara-negara pemilik senjata nuklir harus menghormati komitmen mereka terhadap Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir. Dan mereka harus berjanji untuk saling bertanggung jawab terhadap komitmen ini.

Kelima, negara-negara pemilik senjata nuklir harus segera sepakat bahwa tidak satu pun dari mereka akan menjadi negara pertama yang menggunakan senjata nuklir. Bahkan, tak satu pun boleh menggunakannya dalam keadaan apa pun.

Keenam, harus ada pengurangan jumlah senjata nuklir. Pengurangan ini harus dipimpin oleh Amerika Serikat dan Rusia, pemilik persenjataan nuklir terbesar.

Ia memperingatkan bahwa ketegangan dan ketidakpercayaan geopolitik saat ini telah meningkatkan risiko perang nuklir ke titik tertinggi dalam beberapa dekade.

Dia meminta Dewan Keamanan untuk mengantisipasi perpecahan saat ini dan menyatakan dengan jelas bahwa hidup dalam ancaman senjata nuklir tidaklah dapat diterima, dan memimpin jalan menuju dunia yang bebas dari alat pemusnah tersebut. (ant/ike/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
33o
Kurs